Pengembangan daerah tujuan wisata Belitong

Semula dianggap biasa, sejak gencarnya promosi wistasa, pasar ikan dan sayuran menjadi salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi, sebelum membawa wisatawan ke Hoping Island.
Pasar Ikan.

Pelelangan ikan, di pelabuhan, juga di Manggar. Sayang datang terlambat. Masih ada sisa-sisa transaksi. Pelelangan sudah mulai semenjak pagi bahkan sebelum matahari terbit sudah ramai di sekitar pelabuhan ini. Lelang ikan, tempat pelelangan, dermaga sandar kapal ikan, adalah pemandangan yang menarik bagi wisatawan.

Masuk pasar, juga menarik. Apalagi pasar ikan. Ikan dari berbagai jenis disajikan dalam wujud yang segar, baru datang dari tangkapan nelayan. Beberapa ikan katanya adalah khas belitung. Saya sudah coba rasa ikan itu, memang enak, bahkan tanpa perlu bumbu sudah enak rasanya. Tapi ikan itu karena masih segar. Itu betul2 fresh from the ocean, dari laut langsung dibakar. Kami, saya dan beberapa teman, makan mencomoti ikan itu, merasakan dagingnya yang lembut dan terasa manis.

Hoping Island

Ke pulau, hoping island, adalah paket wisata yang dijual orang Belitung. Kami menuju ke sana. Dengan kapal dari pemda, cukup besar, muat lebih dari 30orang ditempuh dalam waktu satu jam. Sayangnya ombak sedang tinggi, sehingga banyak dari kami mabok laut kena goyangan ombak sepanjang perjalanan. Apalagi karena kapal tidak bisa sandar di dermaga yang cetek, sehngga harus lego jangkar cukup jauh dari bibir pantai. Untuk ke pantai harus pakai perahu keciil dan skoci. Jadilah 25 orang dari kami diangkut dengan kapal kecil secara bergantian.

Di pulau itu kami berenanng dan mencoba snorkling, sayangnya tidak ada satupun terumbu karang yang hidup. Konon katanya karang2 itu hancur ketika pembangunan dermaga. Beberapa dari kami berenanng agak ketengah, untungnya ada sebagian karang yang masih hidup, dan nampak indah karena di kelilingi oleh ikan aneka warna. Beruntung masih ada yang dilihat di pulau itu, mengingat perjalanananya memakan waktu lama dan membuat badan kita jadi loyo.

Kelapa muda tidak perlu bayar, tinggal kemauan untuk mengambilnya dan mengupasnya. Seorang juru mudi perahu kecil membantu kami membuka batok kelapa, dan kami dapat merasakan nikmatnya air kepala sekaligus daging kelapa yang segar. Seorang nelayan menyajikan ikan bakar namanya Ketarap, ikan khas Belitung. Nikmat sekali. Seharusnya kami menginap di pulau itu tidak langsung pulang ke daratan. Tentu saja perlu pengadakan konsumsi yang cukup selama di pulaiu. Tapi itu bukan masalah kalau direncanakan dengan baik.

Kami harus kembali ke daratan untuk makan siang. Udang goreng mentega, ikan kuah kuning, sate ayam, cumi tepung saus asam manis disajikan direstoran tepi danau yang bersambung dengan laut. Makanan enak langsung dilahap oleh kami yang kelaparan.

Makan malam dengan menu agak beda. Kali ini banyak diberikan sayur-mayur, yang jarang sekali ada di Belitung. Menu lainnya adalah mpek-mpek. Ini makanan lebih dikenal sebagai makanan asli palembang. Mpek2 Belitung katanya berbeda. Saya tidak bisa merasakan perbedaan itu karena saya tidak tau jenis2 mpek2 dengan rasa yang berbeda.

Kami menuju Tanjung Pandan, sehari sebelum kembali ke Jakarta. Dalam perjalanan ke sana, mampir ke beberapa museum dan berbelanja. Kunjungan ke museum tidak terlampau menarik karena tur guide nya kurang bisa menceritakan yang menarik dari museum itu. Ada beberapa maket2 penambangan timah, buaya yang tidak terurus, dan benda2 peninggalan kebudayaan lalu dipajang di museum itu.

Museum yang menarik adalah museum Kata. Museum ini menarik karena novel dan filemnya sudah amat dikenal oleh orang Jakarta. Laskar pelangi adalah judul buku karangan Andrea Hirata, seorang pemuda asal belitung Timur. Novel itu menceritakan kelompok anak sekolah dasar yang bersemangat sekolah karena punya cita-cita, dengan inspirasi dari ibu gurunya yang mengurai citacita dengan kata2 telah menyemangati anak2 itu untuk mengejar pendidikan yang setinggi tingginya. Sepaket dengan itu ada replika SD Muhammadyah, sebuah SD yang hampir roboh tetapi tidak merobohkan semangat membangun cita-cita bagi para murid-muridnya. sebuah tujuan wisata yang menari orisinal dari Belitung Timur, Gantung.

Comments

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini