Antri di Puskesmas yang sekarang

Dalam satu bulan saya dua kali datang ke Puskesmas. Berobat. Ya tentu saja berobat untuk kata yang mudah. Sebenarnya memeriksakan kesehatan saya. Puskesmas buka jam 7.30 pagi, tapi yang antri berobat sudah ada sejak pukul 06.00 pagi.

“Kok pagi sekali datangnya bu, kan baru buka jam 7-8 pagi.”

Ini sih masih mending, kalo di rumah sakit mau berobat bpjs loketnya buka jam 9, yang antri sudah sejak jam 4 pagi….takut nggak kebagian nomor pak…”

Oooo..silahkan bu, semoga bisa lancar” sambal mengangguk angguk. Hanya itu yang bisa kulakukan.

Saya daftarnya online bu, dapat nomor 003…kayaknya nggak selalu cepat, karena diselang seling dengan yang daftar non online, KB dan Lansia yang off line.

Saya permisi, saya duduk di sana bu.

Kira kira tiga puluh menit kemudian nomor antrian online saya dipanggil, “Silahkan menuju ke bagian sana” kata petugas pendaftaran sambal menunjuk perawat yang dilindungi masker transparan dan dinding yang transparent.

“bapak timbang dulu ya…..nah silahkan duduk sini, saya tensi..keluhannya apa pak?” tanya perawat itu. Lalu saya menjelaskan Panjang lebar, riwayat sakit dan keluhan sekarang ini, perawat ngangguk ngangguk dan bilang tensi bapak normal, nanti biar dokter yang memberi penjelasan lebih rinci…..silahkan duduk di bagian sana, tunggu panggila dokter.” Kata perawat dengan ramah

Kurang lebih limas belas menit, nama saya dipanggil, dan dokter nenanyakan keluhan. Kemudian dokter lihat riwayat yang tertera di files..Ehmm bapak sudah sehat, hanya saya beri obat amlodipine untuk menstabilkan tensi saja..Pertahankan pak, yang mesti dijaga makanannya lalu disebut apa saja yang tidak boleh, atau dibatasi, saya hanya mengangguk angguk berjanji dalam hati akan mentaati.

“Ini resepnya..serahkan di bagian farmasi…nanti tunggu dipanggi…mohon maaf sekarang agak lama sebab harus menjaga jarak antrian akibat pandemic. “

Terima kasih dok…” Lalu saya ambil resep, taro di boks tempat taro resep di loket farmasi. Iya memang tak lama kemudian petugas memanggil nama saya, memberi obat yang sesuai resep.

Sepanjang pulang rumah saya berpikir, jangan jangan antrian Panjang puskesmas, atau rumah sakit terjadi akibat kesadaran kesehatan makin tinggi di masyarakat.

“ ah nggak, coba tanya pak RT deh, kalua dulu orang takut berobat, sebab takut nggak sanggup bayar…”
Apa jaman sekarang murah?

Nggak juga deh, nggak tau deh tapi para dokter puskesmas akan memberitahu pasiennya apakah obat bisa ditanggulangi oleh puskesmas, ataukah harus dirujuk ke rumah sakit, dokter juga memberi dorongan agar pasien mempunyai bpjs, sebab itu adalah asuransi yang menjaga kesehatan badan kita dengan lebih murah. ….kalaupun berobat ke puskesmas, sudah cukup, maka bayarannya murah sebab obat obatan yang tersedia mendapat subsidi dari pemerintah..” Kira kira begitu.

Puskesmas yang sekarang jauh lebih informatif daripada yang dahulu. Tentu saja. Pada dasarnya Lembaga ini berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

Puskesmas di sini nggak harus ambil nomor antrian di meja pendaftaran. Puskesmas menyediakan layanan online untuk pendaftaran. Bagaimana caranya? follow Instagram nama Puskesmas. Di situ ada bagian pendaftaran. Ikuti instruksinya, terakhir tekan confirm atau konfirmasi. Nomor antrian sudah ada di layar monitor bagian pendaftaran puskesmas.

Zaman sekarang memang canggih, begitu pula Puskesmas. Teknologi dan Ilmu Pengehuan sudah menjadi bagian dari gaya hidup para petugas pelayaan Puskesmas. Selagi masih bisa ditangani sendiri, puskesmas akan lakukan, dengan tambahan dokter dan perawat, semoga puskesmas akan mampu melayani warganya seperti halnya berobat di rumahsakit.

Comments

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini