Mengapa Aktivis Anti Hoax Selalu Dikalahkan Buzzer?

Sebelum saya ceritakan bagaimana para aktivis anti hoax selalu dikalahkan para buzzer perlu saya ceritakan kembali betapa dunia penulisan awalnya sangat terjaga dari spekulasi, termasuk spekulasi paling liar. Karena masih ada garis api pembatas antara news atau kabar dengan opini. Namun saat ini, hal itu mean no shit atau tidak ada artinya bagi pasar.  Pasar tidak peduli lagi news atau tidak.

Karena beberapa alasan yang akan saya paparkan di bawah ini.

Sepanjang karir saya sebagai jurnalis lapangan pada medio 2005-2010, tidak ada satupun jenis citizen jurnalisme yang ditulis oleh non jurnalis. Lalu mereka mendikte bahkan menggurui apa itu etika dan kaidah pemberitaan. Meskipun itu dilakukan sebagai bentuk kritik pasar terhadap dunia jurnalistik.

Para citizen jurnalis tahu diri bahwa mereka bukan pengabar, mereka hanya penulis opini. Yang menimpali suatu kabar menyaring danmengolahnya dengan pemikiran mereka sendiri.  

Tapi Zaman Berubah Muskil

Para penulis ala kompasiana pada akhirnya makin percaya diri, karena dapat berbagi opini dan menyuarakan kebebasan berpendapat. Merek bahkan saling menyemangati dan menumbuhkan percaya diri sebagai sesama opinier lewat kolom komntar atau saling membalas tulisan dengan tulisan.

Saat kompasiana sudah tidak lagi menarik, mereka lalu berpindah spot bagai orang tua yang berpindah lapak siskamling.spot yang paling terkenal adalah Seword, lainnya ada Mojok.co, Indoprogress, atau membuat fans page di Facebook.

Yang jadi masalah, tidak ada kode etik mengikat untuk para opinion maker ini. Mereka bebas bercuap bahkan semakin bebas semakin dapat pasar. Sebagaimana kita akan selalu berkumpul melihat orang marah-marah teriak teriak di jalanan, karena itu tontonan yang menarik. Tidak jarang juga para opinion maker ini menyebarkan kabar tidak pasti, predikisi tidak jelas, bahkan kesalahan data yang berujung pada hoax.

Aktivis Hoax yang Dituding Memihak dan Netral Sekaligus

Lebih lucu lagi di antara mereka ada yang menuding media tidak netral lalu menyalahkan setiap pemberitaan media. Ini sungguh lucu dan muskil. Bagaimanapun bahan mereka untuk bercuap-cuap tentu saja media massa. Jika tidak ada media massa, maka dari mana mereka dapat bahan untuk beropini? Apakah dari primbon? Atau dari ramalan bintang?

Lebih menakjubkan lagi di antara mereka juga ada yang menyerang aktivis antihoax. Disebutnya aktivis antihoax sudah partisan, tidak mendukung calon yang mereka dukung. Nah loh. Dituding partisan tapi kok dituding netral juga bagaimana ceritanya? Syahdan akhir cerita para opinion maker yang tidak mau disebut buzzer ini sepakat untuk tidak sehaluan dengan para aktivis anti hoax.

Karena aktivis anti hoax terlalu membelenggu kebebasan mereka beropini. Memang tidak sekali dua kali para aktivis anti hoax mencoba mendebug atau menelanjangi opini mereka yang kerap tanpa dasar dan fakta. Politik memang perang muslihat, perang dalam memperdayai satu sama lain, dalam politik 1 + 1 bisa = 3 jika situasi itu memenangkan kelompoknya, hal itulah yang terus diserang aktivis anti hoax.

Akhirnya muncul tembok tinggi penghalang antara aktivis anti hoax dngen para opinion maker. Iabaratnya loe gua end, jika buka front mereka siap meladeni kapanpun. Sejujurnya dengan sikap para opinion maker yang seperti itu, upaya pemberantasan hoax semakin mundur. Dengan kata lain, aktivis anti hoax telah dikalahkan, melawan media massa umum saja sering kalah, melawan para netizen jahil sering kalah cepat, apalagi melawan opinion maker yang memiliki puluhan ribu fans.

Kepandaian opinion maker dalam bertulis kata satu hal yang tidak dimiliki oleh aktivis anti hoax. Bila diibaratkan aktivis anti hoax bagaikan seorang sekdes yang bicara normatif dan moralis saja, sementara para opinion maker adalah tukang obat yang sangat meyakinkan siapapun. Tukang obat vs Sekdes. 10 handicap untuk tukang obat pun, seorang sekdes takkan bisa mengunggulinya.

Dimanapun Sama

Walau begitu aktivis anti hoax jangan berkecil hati walau fakta ini malah sejatinya menghancurkan hati. Yakni Indonesia tidak sendiri dalma hal kekalahan aktivis anti hoax vs buzzer influencer. Amerika serikat, amerika tengah, eropa, apalagi India pun mengalaminya. Omar al ubayd, jurnalis dari The Daily World menyatakan bahwa memang ditakdirkan kalah kaena proses dalam manusia sendiri.

Ubayd menyatakan bahwa seca biologis dalam tubuh manusia ada hormon yang bereaksi terhadap suatu kabar, hormon itu menimbulkan perasaan lega senang, spot hormon itu dipicu oleh berita atau kabar yang sesuai dengan aspirasinya. Dapat diakatakan bahwa para opinion maker adalah mereka yang pandai dalam mengolah pengkabaran agar seusia dengan aspirasi suatu kelompok majemuk.

Lalu mereka melaukan distingsi terhadap kelompok majemuk untuk memisahkan diri dari bagian besar kelompok.opinion maker mengambil bagian kelompok lain, hingga habis tersisa. Mereka berikan identitas, baik politik, religi, bahkan pandangan akan sains hingga masalah rumah tangga.lalu mendasarkan diri pada kecenderungan pasar masing-masing. Di sanalah mereka lalu memasok opini yang ingin didengar oleh pangsa pasar masing-masing.

 Misalkan ada satu buzzer yang terus mengabarkan keburukan Anies Baswedan di tengah-tengah pasarnya pendukung Presiden Joko Widodo, terang benderrang pendukung Jokowi akan melahapnya dengan suka cita, meskipun opini yang dikeluarkan setengah fakta (halftrut), hasil dari framing yang tidak adil, atau bahkan memutilasi suatu kabar foto dan memberi caption yang tidak tepat.

Teknik analisis untuk menelanjangi lawan politik makin canggih, semakin benci suatu keompok akan semakin diterima kabar-kabar hoax tentang lawan politiknya. Hal ini pada gilirannya menajamkan polariasi di masyarakat tapi mau bagaimana lagi?

Solusi Untuk Aktivis Hoax

It is taken orally with water, 60 minute before intimacy, and gives erection ranging between 4 to 6 hours, which is more than enough viagra buy cheap time to be intimate with your partner. Without a doctors consent avoid having viagra samples http://raindogscine.com/?attachment_id=561. One of the best qualities about Omega 3 is that it is proven to fight depression, something that many men who have used this medicine and are happy with the results.Power Khan is a healthy and easily digestible alternative to cheapest cheap viagra, which gives you the results you desire each and every time.We are based in 4 Roach Road, London E3 2GY, United Kingdom. Tadalafil is the generic name for the trade name drug known as female viagra 100mg.

Lalu adakah solusi untuk para aktivis hoax agar para opinion maker itu tidak merajalela menyebarkan hoax dan kabar palsu? Solusi tentu ada walau tidak drastis. Yakni para aktivis hoax harus lebh berani lagi (bold) menghadapi para opinion maker. Mengapa tidak misalkan buat semacam rangking para opinion maker yang jadi raja hoax. Lalu deretkan hoax-hoax mereka apa saja. Tentu itu akan menggiring para tim hore untuk pindah kereta karena mereka melihat tontonan menarik yang diperagakan aktivis anti hoax. Intinya. Ikut MARAH MARAH, agar gelasnya pecah. Agar semua jadi ramai. Lalu jadi pusat perhatian.

Jika opinion maker gunakan gimmik, aktivis anti hoax jangan kalah gunakan juga gimmik untuk melawannya.Lawanlah para opinion maker itu secara terbuka denga terang-terangan rebut sebanyak mungkin pemirsa, adu debat, adu kuat, adu aksi, jangan hanya berani bergunjing di wal masing-masng dengan memention kawan=kawan dekatnya.

Perang pengaruh akan berjalan makin kacau, saya yakini itu. Tapi   pada akhirnya pirsawan akan juga belajar memilah mana yang akan berakhir pada penyelesaian konflik. SAya yakin para aktivis anti hoax adalah finisher yang bagus, karen atugas mereka adalah menghentikan satu dan dua hal. Sementara para opinion maker tidak akan mampu menghabisi lawan sampai bungkam,karena nafkah mereka ada di sana.

Para opinion maker bisa dan hanya bisa makan, jika lawan-lawannya masih hidup dan segar bugar.

About the Author

Jurnalis asongan, pengais setiap rizki halal, penitip setiap doa baik di dunia. Politisi yang menunggu dikarbit. Kyai kantong bolong. Lahir di dusun kecil Jalancagak, tinggal di dusun kecil Jalancagak. Berharap menutup hari tua di dusun kecil Jalancagak.

Author Archive Page

Comments

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini