Mempertahankan nilai melalui Dongeng

Sebuah cerita yg tidak benar-benar terjadi, misalnya terutama tentang kejadian zaman dulu yg aneh-aneh. Dongeng itu selalu mengandung pesan moral. Pesan berupa nilai yang baik atau yang buruk. Nilai yang harus dilakukan atau yang harus dihindari. Tentang Kepahlawanan, persahabatan, peristiwa Dongeng pada dasarnya adalah salah satu bentuk sastra untuk memberi hiburan dan mewariskan mempertahankan nilai nilai yang dianggap baik dan benar.

Runtutan cerita belum tentu sistematis dan masuk akal. Kemampuan orang yang mendongeng telah membuat orang yang mendengar seolah cerita itu nyata, dan percaya bahwa itu adalah cerita yang nyata. Cerita di bawah ini adalah dongeng dari kelompok masyarakat bersahaja atau Serumpun atau Tribal. Orang “barat” umumnya mengatakan mereka adalah kelompok masayrakat primitive (sekarang istilah itu tidak digunakan lagi, sebab mempunyai konotasi negative).

Salah satu cerita, seperti yang dituturkan oleh pendongeng, adalah ikatan solidaritas yang perlu dan penting untuk dipegang teguh oleh suatu kelompok masyarakat. Ikatan solidaritas itu mengandung nilai pengendalian social, kepatuhan pemimpin dan timbal balik yang saling membutuhkan.


Selewat matahari terbenam, bintang di langit bertebaran, para lelaki masuk ke dalam honai, menghindari dinginnya malam hari di salah satu kampong di pegunungan Jayawiaya. Semua di situ mengelilingi api unggun, tidak menyala besar, tetapi cukup untuk menghangatkan badan.

Seperti malam malam sebelumnya, ada saja orang bercerita, yang menjadi pusat perhatian terutama anak anak muda lelaki. Kali ini dia bercerita tentang asal usul dan seperti apa kehidupan nenek moyang mereka zaman dulu. Setelah banyak yang berkumpul di Honai itu, mulailah laki laki itu yang juga dikenal sebagai penutur dongeng, senior, tapi amat dikagumi kalau bercerita.

Dalam dongeng itu ia menuturkan bahwa asal usul manusia itu berasal dari goa, di daerah timur, di tempat matahari terbit. Semua manusia berkumpul di situ. Dalam goa berlimpah ruah harta, semua yang dibutuhkan dan diinginkan manusia ada di situ. Goa ada Haime atau surge seperti konsepsi yang digambarkan oleh penuturnya. Namun, walaupun segala apa yang dibutuhkan tersedia, manusia tidak pernah puas. Satu per satu orang keluar dari goa itu, kelompok suku demi kelompok suku yang ada di pegunungan .

However, a number of factors (physical or emotional) can contribute to the process of attaining and sustaining an tadalafil super active erection strong enough to make love. In any case, to be on a safe side it is basic to have a medico s suggestion in front of utilization of pharmacy cialis . This is closer to the modern scientific approach of gathering evidence. cute-n-tiny.com generic cialis online Erectile dysfunction develops when there is less ads and no medical representatives, tadalafil 20mg cute-n-tiny.com the main medicine still now known to all.

Sesungguhnya di pintu goa itu ada penjaga, mahluk besar, Me Ki, yang berusaha menghalang halangi agar tidak ada yang keluar goa. Tetapi mahluk yang menghalangi itu malahan ditaklukan, dibuat tak berdaya, akhirnya dibinasakan. Semua orang di situ keluar dari goa, kemudian dikisahkan saling bertengkar dan akhirnya berpencar, mencari jalan sendiri sendiri. Harta benda yang berlimpah di goa seketika lenyap.

Hidup dalam suasana saling curiga. Mereka yang bukan kelompoknya adalah musuhnya. Konflik, pertentangan, perkelahian antarkelompok sampai terus menerus yang menelan korban jiwa. Sampai pada satu titik waktu, ada suara roh nenek moyang yang mengatakan seluruh kelompok berdamai dan masing masing kelompok membuat noken yang banyak lalu menyebarkan noken itu ke permukaan gunung bersalju. Kata roh nenek moyang itu “Kalian bisa tinggal di gunung ini, jangan tinggalkan tempat ini, jangan turun ke dataran rendah, dan harus hidup damai satu kelompok dengan kelompok lainnya.

Konon penutur itu mengatakan bahwa kelompok-kelompok dalam goa itu hidup sangat bahagia, penuh sukacita, makmur, tiada yang kelaparan, tiada sakit. Zaman yang menyebutkan sebuah keadaan yang bahagia. Hidup dalam goa dengan harta melimpah adalah zaman keemasan. Setelah mereka keluar goa, setelah hidup dalam pembagian wilayah menurut noken yang disebar, ada gangguan suara burung yang berkaok kaok yang membuat perintah roh nenek moyang menjadi terganggu. Suara burung yang semakin lama semakin keras, membuat kelompok-kelompok itu kesasar, tidak bisa kembali ke tempat semula.

Kelompok kelompok itu hijrah ke dataran rendah dengan harapan menemui kebahagiaan. Tetapi nasib berkata lain, di dataran rendah malahan menyebabkan banyak penyakit dan kematian, lalu kembali lagi ke gunung, mengikuti nasihat pemimpin mereka, mencari harta benda yang hanya dapat dibuka dengan kunci tulang kuskus, tapi itupun tak kunjung didapat. Pemimpin itu diusir karena dianggap menipu. Pertengkaran, konflik, kesengsaraan mewarnai kisah orang dan kelompok yang keluar dari goa. Sampai kini harapan menanti zaman bahagia tetap menyelimuti kepercayaan mereka.

Penantian dan pengharapan akan zaman bahagia seperti ketika nenek moyang mereka berada di goa adalah bagian penting dari dongeng ini. Melanggar perintah roh nenek moyang bagian lain yang juga amat penting.

Penutur sampai pada akhir cerita tentang kisah sengsara nenek moyangnya yang terombang ambing dalam benturan kebudayaan baru yang masuk secara cepat ke wilayahnya. Nilai dan norma baru yang masuk sejalan terbukanya wilayah ini dari pengaruh luar, mengharuskan mereka beradaptasi secara cepat. Nilai agama yang dibawa misionaris, sistem pemerintahan, dan ekonomi pasar mengkikis sedikit demi sedikit peran nenek moyang. Warga saling bertikai, lebih suka merantau keluar kampung daripada menjaga wilayahnya, mencari kebutuhan hidup baru yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Menutup cerita, penutur sampai pada harapan bahwa anak muda yang berkumpul di sini jangan terus menerus menunggu, berharap adanya zaman bahagia. Tetapi para pemuda dan pemudi harus menciptakan zaman bahagia, seperti doa yang selalu diucapkan saat beribadah, “jadikanlah bumi tempat berpijak seperti di dalam surga.”

Comments

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini