Impian Desa Enterprise, Desa Global Yang Berdagang Dengan Dunia

Ide desa enterprise bukan mimpi siang bolong, berkat globalisasi semua ini dimungkinkan. mengapa globalisasi bisa menodong desa yang lebih berdaya? kita bahas bersama.

Pernah suatu ketika Laksamana Sukardi, menyebut bahwa globalisasi adalah gombalisasi, ungkapan itu ditujukan bahwa globalisasi pada akhirnya akan membuat untung pemain besar dalam hal ini perusahaan besar.

Akan tetapi dirinya kini terbukti keliru, globalisasi juga obat untuk membuka akses kemiskinan kepada keberdayaan, dari sentralissasi ke desentralisasi, dari yang terpusat menjadi merata.

Masalah besarnya globalisasi benar-benar harus masuk desa, minimal minsetnya. Merk global harus ditumbuhkan dari desa, desa harus mampu berkerja sebagaia enterpriese untuk melayani dunia dan ummat manusia pada umumnya.

Namun bukan itu yang terjadi walau pemerintah berupaya keras mewujudkan itu terjadi dengan transfer langsung uang 1 miliar per desa.

Mengapa Desa Harus Enterprise kan Diri

Keterbukaan masyarakat di suatu daerah terhadap perdagangan dan investasi internasional sejatinya akan akan memfasilitasi peralihan serta kemampuan input dan teknologi yang ujungnya akan memperkuat pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi masyarakat pada suatu daerah itu sendiri.

Masyarakat daerah juga akan dapatkan akses ke pasar yang lebih luas dan upaya ekspor yang lebih beragam juga mengurangi risiko volatilitas perdagangan. Atau menyetop pengucilan oleh pasar negara tertentu. Sehingga secara umum pemerintah pusat, atau negara terbantu dengan adanya kesiapan masyarakat di daerah.

Keterbukaan terhadap arus modal bebas yang masuk dalam munipical investement juga membantu menarik PMA langsung, di mana pemodal asing dapat mendukung terjadinya munipical fiscal atau pajak daerah. Sehingga berkontribusi selain pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di daerah, juga pada kesuksesan pemerintah menemukan akses baru keuangannya.

Keterbukaan keuangan juga akan membantu pemerintah daerah hingga tingkat desa meningkatkan kedalaman dan keluasan pasar keuangan domestik, yang pada akhirnya bisa melakukan peningkatan efisiensi, penajaman kemmapuan masyakarat desa dalam intermediasi keuangan demi alokasi sumber daya yang lebih baik.

Disitulah pentingny adesa menjadi suatu enterpriese, suatu bangunan usaha besar yang diatur oleh lurah sebagai CEO, dan masyarakat sebagai seksi-seksi informalnya.

Waspadai Arus liar

Seberapa siap desa menerima limpahan uang besar, harus sesiap mereka untuk mengembalikannya dalam bentuk kesuksesan finansial. Karena ada yang namanya arus liar, arus liar adalah di mana modal tidak bertemu dengan inisiatif yang bisa mengubah modal menjadi energi positif pembangunan. Pada akhirnya yang terjadi adalah ketidaksinkronan yang membawa kebangrutan.

Ambil contoh kota Detroit di AS, yang tidak lagi mampu membiayai diri mereka sendiri, karena terlalu bergantung pada pasar yang lebih luas. Kekalahan Detroit adalah kekalahan khas kapitalisitik dalam wujud besar. Di mana jika tidak mampu menjual maka akan habis dnegan sendirinya. Pasar adalah penguasa tunggal dalam globalisasi. Pasar tidak pernah salah.

Globalisasi memang dapat menjadi arus liar jika pasar tidak berkenan, artinya diluar kuasa para pelaku usaha hingga membawa risiko sosial dan ekonomi yang berat. Misalnya, dampak krisis moneter di Asia pada tahun 1997.

Krisis itu diakibatkan oleh pasar yang bergejolak didorong oleh suatu sentimen. Lalu mengurai hingga ke masalah politik dan ikut mengikis kredibilitas pemerintahan. Ambil fontoh di Korea Selatan, China, Malaysia, Thailand, bahkan hingga ke Indonesia.

Di Indonesia,krisis moneter menjadi awal dari munculnya gerakan reformasi yang menggulingkan kekuasaan Orde Baru. Selama masa-masa lahirnya reformasi,Indonesia juga harus mengalami tragedi sosial yang memakan tidak sedikit korban jiwa karena kerusuhan, pertengkaran ras, serta terorisme. Namun dari apa yang kita bisa baca, orde baru runtuh oleh pasar.

Baik Hatilah Pada Pasar

Keterbukaan desa pada pasar, memang tidak harus dibarengi dengan keterbuukaan desa pada pasar modal global, karen ada kekhawatiran desa kurang tanggap dan kurang antisipasi, sehingga pada akhirnya memmbuat kondisi domestik dari desa lambat laun menjdi awal dari guncangan tiba-tiba (bumpy road), atau menjadi fenomena bola salju yang makin membesar.

Yang terpenting bagi suatu desa enterprise adalah jangan terlalu liberal atau terjebak liberalisasi. Desa harus mengaktifkan komunalisme di mana keuntungan yang didapat harus kembali ke kepentingan masyarakat bukan kepentingan kapital pribadi.

Artinya lilberalisasi harus dihentikan dari sejak tenggorokan. walau begitu desa juga harus baik hati pada pasar, dan jangan melawannya.

Hindari Pasar Modal Dan LIberalisasi

Karena faktanya liberalisasi selama ini membuat negara berkembang terpinggirkan. Dan hanya membentuk suatu jaringan eksploitasi tenaga kerja dengan tingkatan upah yang lebih rendah, demi menumpuk semata kekayaan di tangan segelintir orang. Desa yang menjadi enterpriese untuk globalisasi dilarang keras tumbuh seperti itu.

Sebaliknya SDM mesti diperkuat. Banyak desa yang kekurangan sumber daya atau keterampilan untuk meningkatkan teknologi produksi, berakhir pada tumbuhnya feodalisme kapitalistik atau penguasa alat produksi tunggal yang pada akhirnya mengauasi politik.

Walau memang ini yang terjadi di tanah air saat ini. Namun dengan pemberdayaan masyakarat desa lambat laun semua itu akan tertangani.  

Selain itu, akses desa sekuat apapun BUMDes jangan sampai masuk ke pasar modal. Jangn sampai IPO atau lakukan public offering, karena saham suatu desa wajib dimiliki oleh warga desanya sendiri bukan dimiliki oleh orang lain.

Kesigapan Aparat desa

Dalam hal ini memang tidak mudah mengelola globalisasi dan mempertemukannya dengan warga desa. Walau begitu demi memaksimalkan manfaat keuangan daerah yang makin kuat, keuangan desa yang makin melimah, sekaligus meminimalisir progam yang centang perenang desa harus memiliki political will yang baik untuk mengenterpriese kan diri.

Artinya aparat desa sendiri harus paham posisinya dan porsinya pada percaturan global, mereka harus memiliki minset bahwa mereka adalah pemain global. dengan keuangan yang ada saat ini, tampaknya desa enterprise itu bukan pepesan kosong dan angan-angan mimpi siang bolong.

About the Author

Jurnalis asongan, pengais setiap rizki halal, penitip setiap doa baik di dunia. Politisi yang menunggu dikarbit. Kyai kantong bolong. Lahir di dusun kecil Jalancagak, tinggal di dusun kecil Jalancagak. Berharap menutup hari tua di dusun kecil Jalancagak.

Author Archive Page

Comments

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini