Dear Buzzer, Vaks Lover Lebih Banyak Dari Anti Vaksin Cina!!

Menyoal vaksin Cina untuk Covid-19, banyak di antara netizen salah mengerti antara bisnis, vaksin, teknologi, apatah lagi kepentingan kemanusiaan. Vaksin cina tidak lagi dipandang sebagai inheritansi medis. Bukan penemuan kemanusian seperti halnya penisilin atau parasetamol. Tapi Republik Rakyat Cina, dalam hal ini Partai Komunis Cina.

Betapa absurdnya pemikiran bahwa obat bisa dipolitisir sedemikian rupa. Tapi itulah faktanya, saat game seperti Resident Evil diyakini sebagai fakta, tetapi perusahaan obat semisal Bayer, Kimia Farma menjadi fiksi. Masyarakat abnormal ini, telah sekian lama meyakini bahwa pelem holiwut itu memiliki pesan subliminal.

Umberella Corp di film Resident Evil, merupakan personifikasi yang mewakili perusahaan farmasi seluruh dunia. Perusahaan korup yang menjual obat lewat eksperimen virus, lalu menyebarkannya ke seluruh dunia demi keuntungan. Apakah faktanya demikian? Kita bahas lebih lanjut.

Alih Teknologi Bukan Alih Celana Kolor

Dalam sejarahnya, tidak pernah ada satu pun jenis teknologi yang tersebar, tanpa menyebarkan teknologinya. Taruh saja bohlam. Belasan orang mencoba menjadi pionir untuk menemukan cara memanfaatkan energi listrik untuk jadi sarana penerangan. Tapi pada akhirnya, hanya Edison yang mampu mempatenkan bohlam paling aman.

Untuk negara lain yang ingin menciptakan bohlam sendiri, mereka harus repot pergi ke Amerika dan mempelajari teknik pembuatannya. Sehingga, saat ini. Akan tetapi orang Indonesia saat ini, tidak pernah menggunakan bohlam Edison, apatah lagi buatan pabrikan miliknya General Electric.

Orang Indonesia menggunakan bohlam dengan merek Phillips dari Belanda. Wajar, karena sebagai mantan kolonialis, Phillips memiliki koneksi retail di tanah air. Tapi munculnya Phillips turut memunculkan perusahaan sejenis yang ingin meniru teknologinya ditanah air.

Lambat laun Indonesia berdirikari bohlam. Mampu pasarkan lampu buatan sendiri, di mana tentu saja tidak akan terjadi jika bohlam nya tidak pernah ada di Indonesia. Logika yang sama berlaku dengan vaksin ini dengan beberapa catatan. Vaksin bukan celana kolor yang tercipta bisa dari ketiadaan, di manapun, kapanpun.

Mengapa Cina?

Vaksin adalah alih teknologi tinggi, hasil riset, percobaan yang mahal. Diawasi ketat oleh dunia medis internasional. Sekuensi pembuatan vaksin berasal dari virus yang mengancam ummat manusia, sehingga vaksin tidak bisa dipandang sebagai aset suatu negara.

Tapi dari semua negara mengapa memilih vaksin Cina? Kita tahu sama-sama bahwa isu negara Cina begitu sensitif di banyak negara Asia. Hal ini tidak lepas dari kebijakan kontroversial negara ini terhadap klaim laut yang mengiris lahan negara lain.

Cina juga memasarkan barang murah, membuat produsen lokal banyak gulung tikar. Cina juga negara asal para rantau, atau overseas, yang keturunannya di banyak negara lain ada yang membawa kabar tidak sedap, terkait sikap tidak mau membaur, dan semau gue.

Belum lagi soal persaingan lapak ekonomi di mana pihak keturunan konon kerap mendapatkan akses paling depan, paling cepat, terhadap sumber bisnis baru. Hal ini mengundang kecemburuan atau irihati dari kelompok suku bangsa lainnya.

Minset Cina

Pada titik itu, sejatinya saya ingin membariskan orang yang protes bahwa Cina begini, Cina begitu, keturunannya begini, dan begitu. Lalu menempelengi mereka satu persatu.

Saat mereka mau bersuara protes, saya tempeleng lagi tiga kali tanpa jeda. Supaya sadar, bahwa kemajuan muncul karena sikap. Kekayaan muncul karena sikap. Kemerosotan juga muncul karena sikap.

Jika Negara Cina maju, karena orang di sana berani ambil resiko walau dimusuhi negara lain. Cina terdepan mengambil posisi, itulah sejatinya sikap. Sikap yang sejauh ini positif dan harus ditiru. Janganlah jadi orang brengsek yang maunya menunggu bantuan. Maunya meminta dipilihkan yang terbaik, hidup senang, mati masuk surga seperti raja minyak arab.

Minset untuk berani ambil resiko, berarti siap ambil resiko gagal. Hidup seolah perjudian. Bagi orang cina sendiri, hidup itu cukup untuk makan, tapi makan saja bagi manusia tidak cukup. Oleh karenanya orang Cina tidak berhenti untuk makan, dan tidak berhenti untuk jadi manusia. Ada kesan serakah, tapi orang serakah macam mana yang masih mau berbagi? Jawabannya, tentu serakah yang cari selamat sepanjang zaman.

Kowe Sahabat Menguntungkan

Saat Cina membuka diri pada Indonesia, dengan memberikan vaksinnya sejatinya mereka sedang menyelamatkan negaranya sendiri. Mereka tidak ingin Indonesia dan 250 juta orangnya kolaps. Karena apa? Karena Indonesia adalah pasar besar yang menguntungkan RRC tujuh turunan, dan tujuh turunan lagi kedepannya.

Orang kita menambang nikel, mereka dapat untungnya. Orang kita menggali besi, mereka dapat untungnya. Orang kita menanam sawit. Mereka dapat untungnya. Sebaliknya, industri Cina maju, Indonesia dapat untungnya. Pertumbuhan ekonomi Cina naik, pertumbuhan indonesia ikut naik. Kita pasar mereka, mereka pun pasar kita.

Mereka alasan besar kenapa pertumbuhan nasional kita stabil, dan mata uang tidak merosot. Tidak percaya? Tanyakan itu pada bule-bule Amerika di lembaga rating yang memusuhi mereka dan ingin menggusur mereka di Indonesia.

Wahai Vaks Hater

Di atas semua itu. Orang Indonesia juga jengah. Mayoritas ingin sekolah. Mayoritas ingin berbisnis, mayoritas ingin kembali ke rutinitas sehari-hari untuk cari makan untuk hidup, dan cari hidup untuk senang. Hidup senang, makan kenyang, masuk surga. Jika hal itu membuat Indonesia tetap jadi pasar yang menguntungkan bagi negara cina, jangankan satu suntik vaksin, satu ampul vaksin cina pun sini tak habisi sendirian.

Mengapa begitu senang menjadi pasar yang menguntungkan orang? Mau ditempeleng lagi kah, dengan mengajukan pertanyaan bodoh itu?

Tentu saja kita harus menguntungkan orang lain, dengan begitu kita berbagi manfaat. Saat kita berbagi manfaat, kita beramal. Saat kita beramal, kita akan disayang orang lain!!! Diingat terus tujuh turunan!

Maka catatlah kata pepatah orang Timur wahai imbecil, diberi “kebaikan banyak harus bersyukur dan terima kasih, diberi kebaikan sedikit jangan sampai lupa” hal itu dipegang erat oleh orang Cina. Itu juga yang menjadikan mereka menghargai perkawanan, melalui jalan sama-sama cari untung dan senang.

Mereka barangkali tidak peduli akan surga-surga orang di Barat. Tetapi dengan menyebarkan vaksin cina yang bermanfaat, mereka bisa menjaga kawan di Barat untuk tetap hidup dan bersujud dengan tenang demi mendapatkan surga. Imbalan pada mereka, cukup uang makan n ganti transport saja. Plus proyek-proyek di masa depan yang menguntungkan sama-sama. It’s fair.

About the Author

Jurnalis asongan, pengais setiap rizki halal, penitip setiap doa baik di dunia. Politisi yang menunggu dikarbit. Kyai kantong bolong. Lahir di dusun kecil Jalancagak, tinggal di dusun kecil Jalancagak. Berharap menutup hari tua di dusun kecil Jalancagak.

Author Archive Page

Comments

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini