Mengelola dan Meminimalkan Risiko Piutang dalam Perusahaan

Bagaimana Cara Mengelola dan Meminimalkan Risiko Piutang di Perusahaan? Itulah pertanyaan yang harus ada pada setiap pengusaha. Dengan begitu, perusahaan yang kita jalankan bisa berjalan dan terkendali dengan cara pengeloaan keuangan perusahaan yang benar.

Sumber gambar

Pada dasarnya banyak sekali perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, jasa, dan manufaktur. Dalam menjalankan bisnis atau usahanya tentunya tidak pernah lepas dari hutang dan piutang.

Hutang dan piutang ini muncul karena banyak perusahaan baik perusahaan perdagangan, jasa maupun manufaktur lebih memilih untuk melakukan pembayaran secara kredit kepada lembaga perbankan atau yang biasa disebut dengan bank.

Pembayaran secara kredit dilakukan oleh sebagian besar perusahaan yang ada, karena masalah keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan atau keterbatasan daya beli konsumen.

Banyak perusahaan yang menerapkan pembayaran kredit dengan jangka waktu tertentu, sesuai kesepakatan dengan pihak pemberi kredit. Namun kenyataannya, perusahaan yang menerapkan sistem pembayaran kredit lebih memilih melakukan pembayaran tunai untuk menghindari piutang yang tidak lancar.

Selain itu, sistem pembayaran kredit dapat menghambat penerimaan kas tersendat saat membuat laporan keuangan pada suatu perusahaan. Sistem kredit yang dijalankan oleh perusahaan apabila tidak tertagih dan buruk akan mengakibatkan kerugian pada usaha atau usaha yang dijalankan. Karena perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar lagi untuk menutupi kredit yang tidak tertagih tersebut.

Di sisi lain, piutang yang dihasilkan dari sistem pembayaran kredit dapat dikatakan cukup efektif dalam meningkatkan keuntungan dalam bisnis penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

Piutang sendiri memiliki arti jumlah pembelian secara kredit dari seorang konsumen (baik itu perorangan atau perusahaan) yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang dilakukannya.

Karakteristik Piutang

Karakteristik dari piutang itu sendiri memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:

Mempunyai nilai jatuh tempo

Nilai jatuh tempo ini berarti beban yang harus ditanggung oleh konsumen (baik perorangan maupun perusahaan) yang disebabkan karena keterlambatan pembayaran yang harus dilakukan. Jika semakin lama tidak terbayar, maka semakin besar nilai jatuh tempo.

Mempunyai tanggal jatuh tempo

Piuang ini, tidak hanya mempunyai nilai jatuh tempo, tetepi juga mempunyai tanggal jatuh tempo. Terdapat dua  jenis perhitungan waktu yaitu hari dan bulan yang biasa dapakai dalam pengukuranya. Dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan, konsumen diharapkan dapat membayar piutang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau membayar piutang sebelum tanggal jatuh tempo guna menghindari denda jika terjadi keterlambatan pembayaran.

Mempunyai bunga yang berlaku saat jatuh tempo

Piutang yang terjadi akibat sistem pembayaran yang dilakukan secara kredit oleh konsumen dapat menimbulkan bunga. Bunga sendiri merupakan salah satu bentuk konsekuensi yang harus ditanggung konsumen sebagai akibat dari pemilihan sistem transaksi pembayaran kredit dimana konsumen meminta waktu yang telah ditentukan untuk membayar pembayaran tertentu. Kebijakan besarnya bunga yang akan diterima konsumen bergantung pada kebijakan atau keputusan penjual atau pemberi kredit.

Setelah mengetahui resiko piutang yang akan diterima oleh konsumen (perorangan atau perusahaan) akibat pembayaran yang dilakukan secara kredit, ada baiknya jika kita juga mengetahui bagaimana cara mengelola dan meminimalisir resiko piutang pada masing-masing perusahaan sehingga nantinya dapat tidak menimbulkan kerugian besar yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan pailit pada setiap perusahaan yang sedang berjalan.

Cara Mengelola Risiko Piutang Pada Perusahaan

Berikut cara mengelola risiko piutang di masing-masing perusahaan:

  • Konsumen (individu dan perusahaan) harus merencanakan jumlah dan penagihan piutang. Dengan kata lain, konsumen harus dapat menentukan besarnya risiko kredit yang akan ditanggung konsumen sendiri dengan mengambil pengalaman dari tahun sebelumnya. Misalnya, jika risiko tertentu dari piutang dagang adalah 10% dari piutang dan konsumen ingin meningkatkan penjualan dengan harga Rp. 400.000 dan ada tambahan biaya Rp. 200.000, maka perhitungan keuntungan tambahan yang dapat dihitung adalah (400.000 – 200.000 – (10% x 400.000)) = Rp. 160.000
Every fourth devensec.com buy cheap tadalafil or fifth man during his lifespan meets erectile dysfunction that last for a long time. Erectile dysfunction has become a very common overnight viagra online disease these days. These generic drugs are promoted with an intention to steal your credit cards details. levitra uk Anabolic steroids consumption is viagra in india online completely addictive and can lead to dependence.
  • Konsumen harus mempertimbangkan kemampuan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Kemampuan debitur dapat diukur melalui likuiditas (kemampuan debitur memenuhi kemampuan jangka pendeknya seperti hutang jangka pendek yang harus segera dibayar) dan profitabilitas (kemampuan debitur untuk dapat menghasilkan keuntungan selama periode tertentu).
  • Pemilihan calon nasabah dengan menggunakan riwayat kredit sebelumnya sebagai dasar penentuan jumlah maksimal yang akan diterima debitur, apakah ada penambahan, pengurangan, atau tetap.
  • Membuat klasifikasi kredit pada setiap calon nasabah dengan tujuan untuk menganalisis sejarah kredit setiap nasabah secara lengkap dan rinci apakah ada masalah atau tidak.
  • Melakukan perhitungan perputaran piutang usaha untuk mengetahui efisiensi dalam menagih piutang yang akan dilakukan. Perputaran piutang adalah periode waktu ketika piutang dana terikat. Misalnya seperti penagihan piutang yang dilakukan lebih lama dari batas pembayaran yang harus dilakukan, konsumen harus mencari cara untuk menghitung perputaran piutang tersebut agar penagihan piutang bisa lebih cepat jika dibandingkan. sampai batas pembayaran yang telah ditentukan.

Setelah mengetahui cara mengelola risiko piutang pada suatu perusahaan, kini bagaimana cara mengurangi risiko piutang di masing-masing perusahaan tersebut. Untuk meminimalisir risiko piutang, perusahaan dapat menerapkan sistem 5C sebagai acuan sebelum memberikan kredit kepada pelanggan.

Penerapan Sistem 5C Pada Perusahaan

Berikut adalah pembahasan tentang sistem 5C, diantaranya:

  • Karakter: perusahaan harus dapat menilai karakter atau sifat pelanggan. Pelanggan yang selalu jujur ​​akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya untuk membayar piutang tepat waktu.
  • Kapasitas: perusahaan harus mampu menilai secara subyektif tentang kemampuan pelanggan dalam membayar piutang tepat waktu. Perusahaan dapat mengukur kemampuan pelanggan ini berdasarkan riwayat kredit sebelumnya.
  • Modal: perusahaan dapat menggunakan analisis rasio keuangan untuk mengukur dari sudut pandang keuangan pelanggan, apakah pelanggan secara kasar mampu membayar piutang sesuai dengan jatuh tempo yang telah ditentukan.
  • Collateral: perusahaan dapat menimbang aset yang nantinya akan digunakan sebagai jaminan untuk menilai kemampuan piutang pelanggan.
  • Ketentuan: perusahaan harus memperhatikan pengaruh langsung trend ekonomi terhadap perkembangan perusahaan itu sendiri. Tren ekonomi dapat mempengaruhi kemampuan pelanggan untuk membayar hutangnya.

Demikian pembahasan kali ini tentang bagaimana mengelola dan meminimalkan risiko piutang pada suatu perusahaan. Semoga artikel ini dapat memberikan ilmu yang lebih banyak dan bermanfaat untuk anda.

Comments

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini