Janji janji tinggal janji : Penipuan Berkedok Cinta

Walau sudah diwanti wanti jangan langsung percaya kalau alias apabila lelaki berpenampilan terlalu perfect, walau sudah diperingati hati hati dengan janji muluk, apalagi kalau janji itu sering tak masuk akal, atau mudahnya janji yang sepertinya mudah dilakukan. Walau tau bahwa ada rentetan pantun, lirik lagu tentang lidah tak bertulang, yang menggambarkan keadaan kehidupan yang nyata, akan tetapi tetap saja banyak orang yang yang tertipu. Ternyata tipu daya berselubung cinta masih manjur bin mujarab di era digital, era di mana orang mengandalkan berita, percakapan, gossip, pergaulan melalui media sosial. Iya, justru media social itu yang membawa dua mata pisau, ada positif ada pula negative. Jangan pula salah terka, media social, yakni alat pergaulan yang canggih itu membuat upaya orang orang membina hubungan cinta sungguhan dan cinta gadungan menjadi lebih mudah.

Apa yang ingin digambarkan dalam tulisan ini, bahwa akibat pergaulan jarak jauh, atau lebih tepatnya pergaulan yang mengandalkan media social, maka terjadilah kasus kasus hubungan cinta yang korbannya kehilangan uang ratusan juta akibat cinta nggak asli.

Begitulah yang saya baca di di berita Utama Harian Kompas, 21 April 2022 dengan judul “Penipu berkedok cinta berkeliaran di dunia maya,” Foto foto yang terpampang di media cetak itu adalah foto pelaku yang para lelaki, dan foto korbanya para perempuan. Walaupun masih dugaan tetapi dapat disimpulkan bahwa penipunya adalah lelaki dan yang ditipu adalah perempuan.

Siapa saja perempuan yang tertipu itu?, apakah mereka masih bau kencur sehingga mudah ditipu. Ternyata tidak demikian, jangan salah duga, korban perempuan itu berusia antara 25-33 tahun. Itu bukan usia remaja yang hanya mengenal cinta monyet. Perempuan yang tertipu itu bukan anak kemarin sore, yang mudah diiming imingi permen langsung jatuh dalam pelukan. Perempuan perempaun itu dalam kondisi yang ajeg atau mapan, tidak mudah percaya pada orang “asing”. Perempuan yang pengalaman dengan dunia yang penuh tipu muslihat. Tapi apa kenyataan yang terjadi, mereka tertipu oleh bujuk rayu orang orang yang jauh lebih berpengalaman.

Menurut Harian Kompas, ada tujuh belas korban perempuan itu dikuras uang dan harta berharga lainnya lebih dari satu milyar. Dari mereka itu katanya tujuh puluh empat korban bukan saja kehilangan harta tapi juga mengalami eksplotasi seksual secara verbal dan fisik. Hasil dari laporan koran itu, seorang pelaku telah menguras 350juta dari Sembilan korban korbannya yang tinggal di daerah jawa timur dan jawa tengah.

Para korban mayoritas perempuan dengan usia 25-33 tahun awal mulanya dijadikan pasangan, kira kira seperti pacaran. Yang perempuan sungguhan cinta, sementara yang lelaki Cinta palsu membina selama setahun. Tapi akhirnya perempuan itu sadar bahwa hubungan itu palsu. Empast dari Sembilan korban sudah melapor polisi dengan aduag , penipuan

Hubungan cinta itu hanya pemanis diawal membina kebersamaan. Salah satu pelaku dilaporkan posesif, melarang korban bergaul. Bahkan korban melapor, pelaku itu mengeksplotasi saya, “…..dan selama berhubungan dengan dia saya kehilangan 60 juta,” begitu kata perempuan pegawai Bank. Orang yang sama juga menipu seorang dokter perempuan yang menguras 80 juta rupiah. Perempuan pegawai BUMN dan swasta juga terkena tipu melalui line, whatapps dan bigo. Hanya waktu dua pekan perempaun itu terkuras empat puluh juta dan perhiasan emas. Begitu yang dilaporkan korban korban.

Hubungan jarak jauh juga mampu memperdaya seorang ibu satu anak. Uangnya habis 180 juta. Ibu itu tak menyadari kalau dirinya ditipu karena orang yang mengajakny berhubungan jarak kauh itu sepertinya gambaran lelaki yang relijius. Sudah lama ibu itu mendambakan mendapat suami seperti itu. Saking seringnya berhubungan, akhirnya perempuan itu jatuh cinta dan ketika si lelaki itu pinjam uang sebab dia butuh tanpa piker Panjang langsung mengirim uang. Ibu itu baru sadar setelah lelaki itu sering minta kiriman uang lalu menghilang, Lalu dia melapor kepada polisi

Awas, mereka itu masih gentayangan, mencari mangsa. ingat kata pantun pantun ajaran nenek moyang

Tinggi gunung seribu janji
lain di bibir lain di hati

Jangan percaya mulutnya sangkuni
berani sumpah tapi takut mati

21 April 2022

Comments

1 Comment

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini