Jakarta Yang Tak Kering Cerita

Mungkin bagi kalangan pemotret jalanan (street photographer), pelonggaran kebijakan PSBB ini adalah berita menggembirakan. Jakarta tak perlu khawatir warganya lupa obyek unik yang menarik difoto. Sebagai fotografer, banyak tempat di Jakarta layak untuk dilihat dan juga layak untuk difoto. Kalau soal obyek foto, Jakarta nggak bakalan kekeringan.

Sejujurnya, itu adalah ungkapan perasaan kami sebagai kelompok fotografer yang senang jalan jalan sambal motret. Dengan larangan demi larang semenjak semakin merebaknya penularan covid 19, semakin tidak bergeraknya ide kreatif sebagai pemotret. Bagi kelompok kami Kota Jakarta tak pernah kehabisan obyek foto, dan juga obyek cerita. Kawan kawan yang memadukan antara gambar dan narasi tidak pernah bingung mencari obyek. “kami foto dahulu, lalu menjadikan foto itu sebagai inspirasi cerita, atau sebaliknya. Yang mana lebih dahulu, Intinya tak akan kekeringan obyek.”

Kota Jakarta adalah daerah yang unik, demikian penjelasan dari seorang jurnalis yang melihat Jakarta dari sudut kameranya. Dia seorang yang hobi foto foto yang popular disebut street photography. Bagi seorang pemotret jalanan, Jakarta memang unik. Mau motret Gedung, apa saja ada, dari Gedung kuno buatan hindia belanda sampai Gedung modern yang dirancang untuk kota yang megapolitan.

Para pemotret dengan obyek daerah unik kuno, sudah ambil ancang ancang berkunjung ke Kota Tua antara lain Museum Fatahillah, Toko Merah, museum BI dan Mandiri, Gedung Dassaat, museum wayang. Banyak Gedung di situ yang bias dijadikan obyek foto. Itu baru Gedung atau foto fisik, belum lagi lanskap di sekitar kota tua yang mengagumkan. Mungkin tak cukup seharian motret di situ. Itu pun baru Gedung saja.

Di kota tua, ada banyak atraksi, band music panggung, melukis cepat buat wisatawan, jualan aksesoris gelang kalung, cincin, tatoo temporer, café dengan makanan tradisional dan internasional, dari kelas murah sampai mahal. Sepeda hias yang bias disewa. Atau sekedar duduk duduk saja di lapangan luas.

Agak bergeser dari kompleks museum fatahilah, ada jalan kalibesar timur yang tak kalah indahnya dalam hal obyek foto. Ada jembatan yang bias terangkat bilamana ada kapal yang melintas di sungai atau kanal depan Kalibesar Timur. Tapi jembatan itu sudah tidak berfungsi lagi, walaupun masih tetap indah karena dipelihara.  Kali Besar Timur menjadi daya tarik tersendiri bagi para street photographer, menempatkan sudut pandang dari pinggiran kanal itu memotret deretan Gedung yang ada di sepanjang kanal.

Jakarta, di kota tua, memang tidak akan kehabisan obyek fotografi. Interaksi antarorang tak aka nada habisnya. Stasiun kereta api, popular dengan sebutan stasiun kota, sangat unik kalua difoto dari berbagai sudut. Mulai dari bagian luar sampai masuk di peron, tempat antri tiket, tempat berjualan, tempat parker kereta, segala macam orang dengan berbagai perilaku bias diabadikan dapat gambar atau foto.

Ancol dengan atraksi yang aneka ragam di dalamnya, dari atraksi untuk anak anak, sampai untuk orang dewasa, Ada pasar seni, ada kolam renang, ada aquarium raksasa yang menampilkan binatang air laut dan air tawar, atraksi lumba lumba, sampai jetcoster pun ada di ancol yang bias diabadikan dalam foto.

Other physical causes include taking certain medications such as diuretics and antilipidemics, medical conditions such as diabetes, prostate cancer and Peyronie’s disease, surgery, smoking and alcohol abuse, low testosterone levels, multiple sclerosis, nerve and artery damage from excessive exercise, injuries and diseases affecting the nervous devensec.com order cheap cialis system. Chief constituents of Musli Strong capsules are levitra online view for source Semal Musli, Safed Musli and Musli Sya. So, people don’t think to extract anything by viagra free delivery their own. It has gone completely tech savvy and for each and every thing people now a days are using the medicine as per the doctor s prescription. viagra generika see for more info now

Transportasi public sudah melintas ke hamper seluruh daerah hiburan dan pusat perbelanjaan di Jakarta. Jadi tidak perlu khawatir tidak ada transportasi. Harganya pun pasti terjangkau. Tiga ribu lima ratus bias keliling Jakarta. Transjakarta yang semula tidak melayani ketika PSBB, sekarang mulai buka rute seperti normal, Blok M-Kota. Juga ada Layanan Shuttle Bus Gratis di Kota Tua.

Memotret bangunan keagamaan juga ada. Ada masjid istiqlal, gereja Katedral, Gereja Ayam, Kelenteng, tempat pemujaan lainnya, di Jakarta bisa ditemui. Kami pernah ikut dalam bis wisata dengan rute balai kota sampai kalijodo. Ketika itu Kalijodo menjadi trend yang popular karena daerah yang semula tempat prostitusi diubah oleh pemda DKI menjadi taman hiburan. Rute wisatanya dari balaikota melalui jalur protocol Thamrin-Sudirman, melihat Gedung pencakar langit yang modern. Kemudian melewati jembatan semanggi, jembatan yang pertama kali dibuat oleh insinyur Indonesia, Soetami. Melewati kompleks Gelora Bung Karno, Gedung MPR/DPR, lalu sampai di Kalijodo. Karena bangunannya masih baru, kesannya masih panas, pohon masih belum tumbuh. Tak banyak juga obyek yang bisa difoto, kecuali beberapa rombongan dari berbbagai dearah yang kagum dengan taman hiburan ini.

Dari Kalijodo dengan angkutan umum menuju kota tua melalui pasar kelontong aneka barang yang murah meriah. Pasar Asemka, yang terkenal semenjak dulu, menyatu dengan pasar pagi, kemudian beberapa kelenteng yang dekat situ, yang disekelilingnya berjualan aksesoris, makanan dan minuman khas Tionghoa.

Tempat tempat seperti pasar, terminal, stasiun, adalah ruang public yang menyita perhatian para street fotografer. Kalau mau, sebenarnya satu jenis ruang public saja,  seperti stasiun, di Jakarta ada banyak stasiun yang bisa dijadikan obyek wisata, Stasiun besar dan kecil. Ambil contoh stasiun manggarai, stasiun tebet, pasarminggu, tanah abang, belum lagi halte halte yang banyak. Itu baru stasiun, bagaimana kalua obyeknya taman? Di Jakarta banyak taman, dan taman itu biasanya sebagai tempat berkumpul orang orang. Fotografer bisa menjadikan taman sebagai obyek foto. Apalagi pasar, tumpah ruah pasar di Jakarta. Pasar tradisional sampai dengan pasar yang semacam supermarket.

Jakarta, tidak akab pernah kehabisan obyek foto. Hambatannya justru pada kebijakan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) akibat wabah atau pandemi Covid-19. Mereka yang hobi foto jadi tidaj bisa keluar rumah, sebagai salah satu sebab kreatifitas menurun.

Dengan beberapa tempat wisata juga sudah dibuka kembali, pencabutan kebijakan PSBB menjadi kabar sukacita bagi kalangan warga Jakarta umumnya dan fotografer khususnya, Dapat dibayangkan setelah beberapa bulan foto foto yang sekitar pekarangan rumah, Maka denga nadanya kebijakan new normal, melonggarkan psbb, memberi peluang kepada setiap warga untuk keluar rumah dengan keharusan mengikuti protocol kesehatan adalah pulang yang dapat mengurangi rasa penat stress setelah beberapa bulan di rumah.

Memang betul, Tak perlu keluar dari Jakarta untuk menghasilkan foto foto unik. Jakarta adalah Gudangnya. Gudang gambar unik dan Gudang cerita, atau kombinasi keduanya. Tidak perlu mencari ide baru, lihat saja foto dan narasi yang telah dibuat orang zaman dulu, lalu membandingkan dengan yang  ada sekarang. Pasti cerita dan gambarnya menarik.

Comments

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini