Gairah Ekonomi di masa Wabah Covid 19

Untung saja  relatif semua orang sudah mengenal teknologi online, komunikasi jarak jauh, peralatan yang memadai seperti android. Untung saja begitu. Tak dapat membayangkan saat orang orang tak diizinkan keluar rumah, bahkan bergaul di sekitarnya. Virus mengintai di mana mana. Beberapa kasus sudah menunjukkan, ada satu rumah, positif Covid, langsung satu kampung ditutup. Langsung semua orang di kampung itu tak berani keluar.

Covid 19 yang tak dapat dipandang sebelah mata, sering menjadi candaan orang orang yang masih sehat. Malahan menantang, tanpa protokol kesehatan yang dianjurkan, mereka keluar rumah, berada di lingkungan publik, dan dengan jumawa mau membuktikan tanpa protokol kesehatan itu dia tetap sehat dan tetap bisa beraktivitas. 

Seorang pengendara sepeda motor yang kena razia karena tak memakai masker, marah terhadap polisi, katanya razia seperti ini hanya akal akalan saja. “Seharusnya orang yang sehat tidak perlu pakai masker.” katanya. “Saya harus bekerja, masuk kantor jam 8, kalau terus menerus ada razia, bos kantor bisa marah marah” kata seorang yang tertangkap yang mengaku lupa memakai masker. 

Masa bodoh terhadap pandemi, masih banyak ditemukan di realitas. Setelah lebih dari tiga bulan berada di rumah, tidak mempunyai penghasilan karena tidak bekerja, maka yang utama baginya adalah mendapatkan kembali pekerjaan dan penghasilan. “Lebih baik saya tak mematuhi, asalkan bisa bekerja dan dapat penghasilan. Sebagai wiraswasta atau pekerja, sama saja.” begitu kata seorang yang memilih lebih baik melanggar aturan asalkan “dapur tetap berasap”.

“Kalau bicara soal dapur berasap, semua warga jabodetabek, sudah teriak teriak, kapan bisa dibebaskan mencari nafkah.”  demikian kata salah satu tetangga di kampung kami. Untungnya  satu dua buka warung dan mulai dengan berdagang. Sebenarnya pihak pimpinan resmi bukannya tidak berani mengambil sikap, tetapi juga tak lebih paham soal penularan virus. . Seperti di banyak tempat, pimpinan dari mulai RT sampai kelurahan memberi anjuran, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, cuci tangan pakai sabun, menjaga jarak dan menghindari dari kerumunan. Dengan mengindahkan kata pak RT, satu dua pedagang mulai melakukan bisnis, terutama warung warung kelontong dan makanan yang menyediakan bahan pokok. Ini jelas disambut baik warga yang sudah kehabisan stok bahan pokok di rumahnya, dan tak berani keluar ke pasar. Ini sepertinya menjadi stimulan dan inspiratif bagi para wirausaha yang lainnya. Setelah berpikir tak ada jalan lain kecuali kembali berdagang, walau dengan kapasitas di bawah normal, semua mulai. 

Setelah ada kelonggaran diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar Hampir seluruh warteg, warung nasi uduk, warung kelontong, distributor eceran gas dan air mineral di pusat bisnis Kalimanggis yang berada di kampung kampung di sekitaran pinggiran kota Depok,mulai belanja modal untuk kebutuhan warung makan, warung kelontong, apa saja untuk mensuplai kebutuhan warga yang masih tak berani keluar rumah. 

Reconstructive surgeries include correcting burn deformities and birth anomalies. free viagra online Peanuts were once often banned as a generic sildenafil uk food for males by the Church during the middle ages. There are also two reasons: first, it is because that caffeine viagra 50mg price triggers a chemical reaction, which gushes blood flow to penis. It is basic to comprehend if the torment is particular to one spot or if it find out here canadian viagra likewise influences different parts of the figure.

Para pedagang, pebisnis kecil kecilan,  mulai memanfaatkan pelayanan online. Penjualan tidak lagi melayani sebatas makan di tempat dan take away. Atau aktif menanyakan kebutuhan warga melalui Whatsapp grup di lingkungan RW. Cara yang efektif, sehingga semua dengan mudah memesan, hanya tinggal menunggu. Pedagang tinggal ambil tukar gas dan galon sesuai perintah melalui online. Membuka jalur baru komunikasi suplai demand secara online. Para pebisnis percaya semua orang sudah menggenggam android. Dengan memberi informasi online, konsumen lebih mudah menjangkau menu yang disukai dan hanya duduk manis, makanan dan kebutuhan rumah tangga lain diantar sampai tempat tujuan.

Bukan cuma makanan dan kebutuhan rumah tangga, jamu gendong tak mau ketinggalan. Pelanggan di sini cukup banyak, beberapa menyedia jasa jamu gendong  sering kewalahan menyediakan porsi buat para warga yang kebanyakan adalah karyawan. Konsumen diberi alternatif jamu saset yang mudah praktis bisa langsung minum, atau beli kemasannya dan diminum kemudian. Alternatif lain jamu racikan sendiri. bukan saset, dibuat sendiri oleh para penjual jamu yang sekaligus peramu jamu. Bisa langsung diminum atau bisa dibeli dalam bentuk botolan. Hanya mengatakan bahwa racikan itu tak tahan lama. Dua alternatif itu dijual secara online, dan menunjukan tren yang meningkat, setidaknya menurut pengakuan penjual dan diakui oleh konsumennya. .

Ini metode jemput bola, metode kreatif yang sudah membudaya di lingkungan bisnis modern. Konsumen adalah raja dalam arti harus dilayani sampai di istananya. Sejauh ini cara jemput bola mampu mendongkrak peningkatan omzet. Bisnis konvensional makin ditinggal. Mindset pelaku ekonomi sekarang beda dengan pendahulunya.

Fintech dikelola secara arisan dan simpan pinjam online. Kapital akumulasi melalui arisan dan simpan pinjam memanfaatkan teknologi dunia maya dengan sistem aturan yang ketat. Sampai sekarang masih berjalan dan banyak membantu pengusaha dalam hal dana segar untuk memperluas jangkauan bisnisnya.

Semoga gairah pelaku ekonomi di pinggiran kota depok makin meningkat. . Sejalan dengan pelakunya, yang melihat peluang di sektor makanan, minuman dan komunikasi informasi justru akan meningkat di masa pandemi ini.

Sepertinya para pengamat ekonomi setuju dengan pendapat bahwa adanya pandemi, adanya protokol kesehatan covid 19, telah menstimulasi perubahan perilaku terutama dalam hal penggunaan komunikasi jarak jauh yang makin efektif untuk kegiatan ekonomi.

Comments

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini