Pengalaman Mengikuti Beasiswa Australia Awards: JST Interview (Bagian 2)

Sudah selesai Tes IELTS yang penuh dengan banyak drama mulai dari listening yang kurang jernih suaranya dan sebagainya saya akhirnya bersiap-siap untuk mengikuti Joint Selection Interview (JST) yang panelnya terdiri dari dua orang 1 orang Indonesia dan 1 orang Australia. Kebetulan saya lupa nama keduanya karena saya sibuk dengan mencoba mimicking jawaban-jawaban yang kemungkinan di tanya oleh interview. Tapi saya fikir yang bule wanita pasti sosok protagonis kalau dilihat dari cara berbicaranya dan interviewer pria adalah antagonis di lihat dari tampangnya. Tapi saya salah, kebalikannya saya malah banyak diserang oleh sang bule wanita.

                                                                          Hujan Deras Menyelimuti Abepura

Ceritanya begini, sebenarnya awal interview baik-baik saja, saya menjawab dengan lugas dan lantang seluruh pertanyaan panelis. Karena saking lantangnya, suara saya sampai kedengaran keluar kata teman-teman yang ikut interview yang sedang menunggu diluar. Tapi saya sudah “mewarning” para interviewer kalau saya memang karena orang Batak, makanya suaranya agar besar tapi saya orangnya sopan kok. he.,,,he. Seluruh pertanyaan mampu saya jawab namun sepertinya bule wanita gak paham apa yang saya sampaikan, entah karena aksen inggris saya yang kurang jelas atau dia kurang memahami materi jurusan yang saya pilih yakni Master Law and Development pada University of Melbourne. Dia bertanya secara khusus tentang mata kuliah dari jurusan apa yang menurut saya tertarik bagi saya? dan sebelnya saya tuh lupa mata kuliah yang disajikan dalam website mereka, saya sebut aja development policy atau land reform, dan dia cari-cari, mungkin karena tidak dapat yang benar benar tepat dia bertanya lagi kepada saya dan saya menjawab apa adanya dan kembali menjawab pertanyaan saya sebelumnya.

                                              Interviewer , yang pakai baju merah Bule, satu lagi Panelis dari Indonesia

Waduh dalam pemikiran saya ini Bule luar biasa cara membuat orang gugup karena saya jujur saya tidak membaca semua modul mata kuliah yang disajikan dalam website Unimelb, secara banyak sekali yang dipaparkan. Saya hanya menjawab sebagian kecil saja, tapi ya sudahlah pemikiran saya pada waktu itu, tidak ada yang saya perbuat lagi.

It gives 100% credit in solving the problem; one can use tadalafil tab it without any hesitancy. Porn addicts could not stop themselves from watching porn and do regular masturbation, which is affecting their sexual health happy Full Report levitra cost of sales again. It might be hardest job but viagra without prescription free eventually you shall feel proud for being a dad. Hormonal viagra pfizer 100mg insufficiency – Men with low testosterone are known to suffer from erectile dysfunction. Flashback, sebelum saya datang ke lokasi interview, saya sudah dirundung banyak hambatan, mulai dari kamar hotel tempat saya menginap lampunya mati-mati, terus bocor pula. Kebetulan pada pagi itu hujan lagi deras-derasnya, sudah jam 7.40 saya masih di depan hotel untuk menunggu ojek atau angkot ke lokasi. Namun apesnya, hujan tidak berhenti-henti saya sangat kesal pada waktu itu. Tapi untungnya walaupun hujan ada beberapa ojek yang tetap jalan, apesnya lagi tidak semua dari mereka pakai mantel superman melainkan mantel “egois” atau mantel untuk dirinya sendiri. Saya nunggu lagi sekitar 5 menit sampai ada ojek yang pakai mantel superman, akhirnya ada juga meskipun saya tetap basah ketika sampai lokasi tes. Memang benar benar apes dah!

Sampai di lokasi tes, saya yang sudah sedikit basah kuyup langsung disuruh duduk diruangan bersama teman-teman pelamar AAS lainnya. AC ruangan yang super dingin membuat saya menggigil karena baru diterpa hujan deras tapi saya tahan-tahan saja. Sebelum interview, bule Australia tersebut memberikan kata sambutan kepada para peserta interview, jujur saya sudah tidak bisa mendengar lagi apa yang dia bilang karena selain menggigil, bahasa aksennya tidak kedengaran mungkin karena hujan deras sehingga bising di luar ruangan.

Interview saya berjalan dengan lancar, diantara kedua panelis, banyak teman-teman peserta lainnya mengatakan bahwa panelis dari Indonesia lah yang sering menjatuhkan mereka, namun tidak bagi saya justru beliau lah yang sangat obyektif dalam memberikan saya pertanyaan. Tidak seperti bule Australia itu, yang pertanyaanya tidak sesuai dengan apa yang saya persiapkan sebelumnya, apalagi saya sudah jawab beliau tetap tidak puas dan bertanya lagi, itu yang membuat kesal. Mungkin menurut dia, mata kuliah jurusan Master Law and Development itu tidak ada relevansinya dengan Latar Belakang Proefessional saya bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan serta latar belakang pendidikan saya yang Jurusan Hukum Pembangunan. Tapi menurut saya keduanya sangat mempunyai korelasi yang kuat terhadap jurusan yang saya ambil. Tapi ya sudahlah saya terima segala keputusan yang mereka putuskan. Saya lihat mimik muka Bule Australia itu sudah rada “annoyed” dengan jawaban yang saya berikan, dia mengatakan “I think its enough, you can go now”. Mak jleb,,,mati aku dalam pikiran saya. Dimana teman-teman lainnya diberikan kesempatan untuk bertanya dan membuat statement saya malah diakhiri begitu saja. Tapi saya ikhlas kok, walaupun jawaban saya kurang memuaskan bule australia tersebut.

Setiba diruangan lain, banyak dari teman-teman peserta yang curhat mengenai hasil interviewnya banyak yang merasa kurang puas, ada juga yang merasa bangga atas keberhasilannya.  Dalam pikiran saya aat itu saya sudah gagal dan saya sudah menerima kegagalan saya karena merasa telah membuat panelis asal Australia tersebut tidak puas dengan jawaban yang saya berikan, tapi sekali lagi kegagalan pasti ada hikmahnya dan saya terima itu. Everything happen for a reason. Meskipun rada kecewa dengan interview saat itu, saya tetap semangat karena akan ada kabar baik bagi saya sebagai pelipur lara atas kegagalan interview hari ini.

(Bersambung)

Comments

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini