Menghadapi Shock Culture di Belanda

Setelah kabar gembira yakni fakta saya mendapatkan beasiswa penuh StuNed dari Nuffic Neso Indonesia, saya berasumsi bahwa perjuangan hanya sampai di sini-sisanya adalah kebahagian. Namun saya salah ketika sudah sampai di Belanda, saya terkejut bahwa perjuangan sebenarnya adalah dimulai ketika di negeri kincir angin. Salah satunya adalah terjadinya apa yang dinamakan “shock culture”, apa sih sebenarnya makna istilah tersebut. Adapun yang saya maksud adalah keterkejutan pribadi atas sendi-sendi kehidupan di negeri asing ini, mulai dari makanan, pergaulan, aktivitas sehari-hari sampai dengan hubungan dengan sesama orang Indonesia di sini.

Pertama, adalah makanan yan kurang sesuai dengan cita rasa saya sebagai orang Indonesia. Jujur untuk orang yang menyukai makanan ala barat atau mereka yang suka “kebarat-baratan” sangat cocok untuk tinggal di sini, namun saya tidak untuk saya. Rasa keju, susu putih murni, waffle, coklat, pizza, roti sandwhich ala Belanda dan sebagainya merupakan menu utama di sini dan hal tersebut membuat saya lebih banyak memasak untuk memenuhi cita rasa pribadi. Namun memang di sini restoran Indonesia banyak menjamur, apalagi di Kota Den Haag yang merupakan kota pemerintahan Belanda, hampir di setiap kota terdapat restoran Indonesia. Namun karena harganya yang sangat tidak sesuai dengan kantong alias mahal melampang, membuat saya hanya mampu makan masakan Indonesia di restoran sebulan sekali. Bukan bercanda, harga masakan Indonesia contohnya seperti Bakso bisa dibanderol seharga 15 Euro untuk sati porsi dan sekali makan-kalau dirupiahkan sama dengan kurang lebih dua ratus ribu rupiah, wah-wah luar biasa bukan?.

Mengapa harga makanan di restoran bisa mahal? alasan utamanya adalah biaya service manusia di Belanda sangat mahal, untuk memperkerjakan seorang staff atau waiter di sini, majikan atau perusahaan harus membayar banyak komponen upah seperti gaji murni, asuransi, pensiunan, dan sebagainya. Padahal pekerjaannya “cuma” sebatas bartender, dish washer ataupun staff waiter. Mereka sangat menghargai tenaga manusia di sini jadi upah mereka bisa mencukupi kebutuhan kehidupan di Belanda yang memang sangat mahal. Bukan seperti di Indonesia yang mana pekerjaan jenis ini menjadi sesuatu yang memalukan dan digaji sangat kecil, di Belanda setiap pekerjaan akan mampu memenuhi kebutuhan anda sehari-hari. Bahkan jikalaupun anda tidak mempunyai pekerjaan atau penghasilan, anda juga berhak atas uang saku dari social benefit di sini yang mana jumlahnya cukup untuk hidup anda sebulan lamanya.

Berdasarkan pengalaman saya, salah satu restoran yang menjual makanan terjangkau adalah restoran Cina, yang kebetulan rasanya sangat sesuai dengan cita rasa Indonesia. Bahkan, rata-rata yang membuka restoran Tiongkok tersebut adalah Indonesian Chinese, jadi yang dimasak mereka kebetulan Chinese Food yang ada bumbu-bumbu Indonesia, bahkan jangan terkejut jika ada salah satu dari staff di restoran cina tersebut mampu berbahasa Indonesia bahkan berbahasa Jawa. Luar biasa bukan? Menu mereka pun ditulis dengan Bahasa Indonesia seperti Nasi Goreng, Bakmi Goreng dan sebagainya.
Treatment of FGIDs When it comes to sildenafil 100mg price disease. Talking about the treatment levitra super active methods available, the NeuroGenBrain and Spine Institute in Mumbai is regarded as one of the most effective medicines. With rare and mild effects such as viagra for sale online Headache and nasal congestion, buy Sildenafil Citrate 100mg for enhancing your erection. It helps to reverse the aging related issues. cialis online
Shock Culture yang kedua adalah pergaulan, maksud saya adalah pergaulan di sini sangat bebas. Namun terminologi bebas di sini sering sekali dikonotasikan negatif oleh orang-orang di tanah air. Sebenarnya bebas di sini bukanlah sebebas-bebasnya, bahkan menurut saya peraturan yang mengatur ketentraman publik di sini sangatlah kuat diterapkan sehingga tata tertib malah lebih efektif di sini. Hanya saja jika dibandingkan dengan Indonesia, Negeri Van Oranje sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan khususnya bagi mereka yang termarginalkan seperti Kaum Homoseksual.

Bersambung.

By Sesil Lunaris

Comments

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini