Adapun judul tersebut bukan merupakan judul sinetron FTV ataupun clickbait youtuber keluarga gledek artikel-artikel tak bermutu yang sering tampil dalam headline situs-situs sensasional seperti Seword.com. LOL.
Kisah ini adalah kisah benar, jadi katanya ada seorang siswa SMP di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau yang nekat jual diri untuk beli kuota internet. Busyet!!!!
Jadi jasa jual dirinya tersebut dihargai bertarif Rp500.000 sekali kencan wah. Saya tidak tahu makna kencan di sini apa maksudnya. Apalagi “iklan” yang dimaksud tidak bisa ditemukan.
Wah wah luar biasa sekarang ya!
Adapun yang lebih parahnya lagi, jasa siswi yang masih muda dan belia ini katanya “diiklankan” oleh penyalur prostitusi online di jejaring sosial seperti Facebook.
Saya tidak habis pikir, memangnya kalau di iklankan di Facebook, tidak takut gitu? Facebook kan sekarang media sosial mainstream yang sampai kakek nenek ikut-ikutan narsis.
Bukankah hal tersebut justru akan mempermalukan siswi tersebut? dimana logikanya? Hebat ya. Inilah kalau manusia sudah hilang urat malunya? sehingga berani tampil menjajakan diri di situs mainstream seperti Facebook tidak takut nanti dilihat teman-temannya? gurunya? orang tuanya? saudara-saudaranya?.
Jadi selain di Facebook, katanya dia juga menjajakan dirinya di aplikasi Michat. Bagi kalian yang enggak tahu apa aplikasi michat itu. Itu aplikasi pencarian teman/jodoh yang sekarang banyak disalahgunakan menjadi aplikasi prostitusi online. Sudah bukan rahasia lagi.
Tapi jangan, setelah baca artikel ini langsung download Aplikasinya dan bertransaski ria.!
Tapi ada sesuatu dibenak saya yang membuat Saya bingung. Dengan reputasi aplikasi Michat yang sering disalahgunakan, Kenapa para penegak hukum maupun penyusun undang-undang ataupun polisi dalam hal ini tidak memblokkir itu situs di Google Play Store? Seperti yang mereka lakukan pada situs aplikasi kencan gay Grindr dan blued. Aneh saja!
Kalau kalian download itu aplikasi Michat, terus kalian buka akun dan kalian berusaha mencari teman di sekitar kalian, pastilah muncul para pela*** online dan sebagainya dengan foto-foto mencolok mereka yang terkadang aneh saja kok bisa di sekitar kita banyak orang-orang yang menjanjakan diri secara online. Mengikuti zaman now gitu?
Dasar mental kaum rebahan!
Kembali ke Latoooo!
Pikirkan aja lah, Rp500.000 itu bukan uang yang banyak kalau tinggal di Batam. Saya pernah tinggal di Batam dan uang segitu itu hanya bisa hidup untuk sekitar 2 hari tapi memang kalau untuk beli kuota internet, segitu bisa membeli banyak. Yang jadi menjadi pertanyaannya, Memangnya kuota internet sebesar Rp500.000 untuk apa neng? Mau nonton apa? Korea atau semi Korea? Mau ngapain?
Palingan kalo membuat ataupun online aplikasi Michat tidak perlu sampai Rp500.000. Nah lho!
Aneh ya, tapi apapun itu perbuatannya seharusnya diberitahukan kepada orang tuanya. Agar dilakukan bimbingan konseling serta perbaikan mental serta psikologi-nya. Bayangkan saja, umur 15 tahun saja sudah berani menjajakan diri di jejaring sosial apalagi nanti yang dilakukan ketika dia menginjak dewasa? Ini harus diperhatikan oleh Komnas Perlindungan anak.
Kabar baiknya adalah, 2 orang penyalur maupun “penikmat:, ini kalimatnya kompas.com (bukan saya ), mereka akan kena jeratan undang-undang tentang perlindungan anak dengan ancaman 10 tahun penjara.
Detilnya Kedua pelaku akan dijerat Pasal 76 b jo 88 UU RI No 35 Tahun 2008 Perubahan tentang UU RI No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak di Bawah Umur dengan ancaman satau dekade atau 10 tahun penjara. Ini detil ketentuannya yang terdapat dalam UU Perlindungan Anak.
Wah Selamat ya bapak bapak semoga kalian mendapatkan hukuman yang maksimal dan setimpal, karena selain kalian merusak masa depan orang, Kalian juga tidak tahu malu sebagai orang yang sudah tua. Seharusnya kedua foto mereka dipaparkan di Facebook, untuk menunjukan bahwa inilah para Pemuka Pedofil biar kita bisa melindungi anak-anak kita dari orang-orang parah seperti ini.