Malingsia News : Diplomat Malaysia Dituduh Memperkosa dan Mencuri di Selandia Baru

Muhammad Rizalman Ismail, seorang Diplomat asal Malaysia diekstradisi ke Selandia Baru karena dituduh melakukan tindak pidana pemerkosaan yang disertai dengan pencurian dan kekerasan. Wah-wah bagaimana bisa seorang yang mempunyai pekerjaan sebagai diplomat mempunyai sifat yang bejat seperti itu ya? masih ingat gak dengan perbuatan para netizen Malaysia yang sering menuduh bahwa Orang Indonesia yang bekerja di Malaysia itu hanya “sampah” karena kerjaannya hanya mencuri dan memperkosa? Nah, sekarang baru mereka tahu siapa yang sebenarnya yang pantas mendapatkan predikat itu? Malaysia tentunya.

Negeri yang sok suci ini belagak kalau mereka itu negara yang super bersih dan masyarakatnya adalah orang-orang suci yang harus dijunjung tinggi. Kini mereka tahu bahwa orang-orang mereka itu tidak lebih dari orang-orang munafik yang suka menyiksa orang -orang yang lemah. Memang generalisasi tidak baik, tapi lihat apa yang mereka perbuat pada orang-orang Indonesia yang bekerja keras membangun negeri mereka, mereka menganggap semua orang Indonesia itu bodoh, miskin dan tak berpendidikan. Padahal mereka tidak sadar, Indonesia itu lebih baik dari segi manapun dari Malaysia. Sungguh memalukan!

Kembali ke kasus Rizalman, diketahui pria yang berusia 38 tahun  ini mencoba memperkosa gadis belia lokal bernama Tania Bilingsley di rumahnya di kota Wellington, New Zealand. Uniknya lagi berdasarkan informasi yang diterima rupanya tujuan utama dari Rizalman adalah mencuri harta dari Billingsley, namun mungkin karena dilihat si gadis itu menarik, maka keinginan untuk memperkosa semakin tak terbendung. Sesudah melakukan perbuatan laknatnya itu, Rizalman pergi meninggalkan Selandia Baru ke Negaranya serta mencoba menutupi kejahantannya dengan alasan bahwa dia kebal hukum….???? hello, mungkin awak seorang diplomat tapi bukan berarti hukum disana tidak berlaku terhadap awak!!!! so stupid!

Razilman

Si Pelaku : Halo…halo saya orang Malaysia lho! Malaysia Boleh lah!!!!

Tania billingley

Si Korban : Itu pria memang seorang maniac!

How to take levitra generic vardenafil Unlike other medicines, cialiss also require some attention from their users. He also is worried about the fact that how good would they generic cialis robertrobb.com perform during the course of love. The cialis tadalafil height that the advertisements for enlargement pills for men in UK have reached makes it difficult for one to chew food or speak. viagra in the uk Pain is a chemical reaction in the body, which is fairly unsafe and invites worst impediments.
Sungguh mengejutkan bukan, perbuatan ini dilakukan oleh pejabat negara sekelas diplomat, kalau orang biasa mungkin masih bisa dimaklumi (meskipun tetap juga tidak baik untuk dilakukan), namun dia ini adalah perwakilan negara yang mana perbuatannya akan mencerminkan sifat dari negara tersebut. Jadi jangan terkejut nantinya jika banyak orang Selandia Baru memandang negatif terhadap orang Malaysia, karena pejabat negaranya saja sudah bejat , apalagi masyarakat biasanya?

Akan tetapi percayalah dengan sikap protektif Malaysia terhadap kejahatan-kejahatan yang dilakukan pejabat-pejabat beserta keluarga Kerajaannya, jangan harap berita ini akan digembar gemborkan di negerinya. Kalaupun iya yang ada media di sana akan membela sang Diplomat bukan korbannya. Masih ingat dengan nasib Manohara Odelia Pinot? media di sana habis-habisan memakinya dan membela perbuatan abnormal dari Tengku Fakhry (yang btw mukanya sungguh mengerikan) terhadap gadis berusia 17 tahun tersebut.

Salut juga dengan sikap Selandia Baru yang langsung menangani kasus ini walaupun pelakunya adalah seorang petinggi suatu negara, hal ini menunjukan bahwa law enforcement di sana itu sangat bagus dan tidak memandang bulu. Lihat saja jika kejadian ini terjadi di Indonesia, jangan harap korban mendapatkan keadilan, secara di negeri ini Kekuasaan lah yang menjadi hukumnya. Sebaiknya kita mencontoh Selandia Baru dalam menumpas semua

 

About the Author

Obbie Afri Gultom, SH, MA, LLM, CHFI, is the Editor-in-Chief at "Gultom Law Consultants", now a part of Gading and Co, a leading firm in corporate management and consulting. A graduate of Erasmus University Rotterdam in 2019 through the StuNed scholarship program, he completed his Master of Law at the University of Auckland in 2022. With four years of experience in Corporate Business Law, including two years in the private sector and two years in a law firm, along with nine years in State Financial Law and Public Audit as an Auditor, Obbie possesses deep expertise in contract writing and review, legal research, merger and acquisition processes, corporate management, Good Corporate Governance (GCG), and public auditing. Additionally, he has three years of experience as a Development Policy Researcher at Erasmus University Rotterdam. For professional services, Obbie Afri Gultom can be contacted via WhatsApp at 08118887270.

Author Archive Page

Comments

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini