IdeKU Untuk PLN : Belajar Pada Negara Maju Untuk Pelayanan Yang Lebih Baik

Berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA), Sebagaimana dilansir dari situs Wikipedia, diketahui bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-25 dalam daftar negara pemakai energi listrik dan peringkat 20 dalam daftar penghasil energi listrik di dunia. Hal ini menunjukan bahwa meskipun negeri ini sering dilanda krisis listrik, konsumsi jenis energi ini tidaklah terlalu banyak jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Ironisnya, meskipun tergolong moderat dalam pemakaian listrik, Indonesia sering dilanda krisis listrik terus menerus, bahkan di beberapa daerah di Indonesia masih ada kawasan-kawasan dimana listrik belum masuk sama sekali. Mengapa bisa demikian? terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan Indonesia dilanda krisis listrik, diantaranya kurangnya pasokan tenaga listrik, distribusi listrik yang tidak merata, sedikitnya perusahaan swasta yang ikut terlibat dalam penyediaan pasokan listrik, dan lain sebagainya.

Daftar Penghasil Energi listrik

Daftar Penghasil Energi Listrik di Dunia – Courtesy Wikipedia

Melihat faktor-faktor di atas, jika dihubungkan dengan apa yang terjadi di negara-negara maju, sebenarnya Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang mengalami kendala yang bersangkutan. Negara-negara maju di dunia juga pernah mengalami hal-hal yang sama sebagai contoh  pada tahun 2001 di Amerika Serikat khususnya di Negara Bagian California pernah terjadi krisis listrik yang paling parah dalam sejarah negeri Paman Sam tersebut, adapun krisis tersebut sering disebut dengan “California electricity crisis“, dimana pada saat itu seluruh California terjadi pemadaman listrik besar-besaran yang menyebabkan Gubernur California pada saat itu Gray Davis mengumumkan negara bagian California dalam keadaan genting dan darurat dan meminta pemerintah pusat untuk ikut campur dalam menyelesaikannya. Pemadaman tersebut merugikan California sebesar $40-$45 Triliun Dolar Amerika Serikat.

Dalam perkembangannya Amerika Serikat mampu mengatasi hal tersebut, bahkan sampai saat ini tidak pernah ada lagi kejadian yang serupa terjadi di negeri adikuasa tersebut. Melihat keberhasilan AS dalam mengatasi krisis listrik rupanya dipelajari oleh negara-negara maju lainnya seperti China,Jepang dan Russia dalam mengatasi krisis listrik di negerinya masing-masing, hal ini tentunya bermanfaat untuk menjaga stabilitas ekonomi mereka dimana listrik merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam proses pelaksanaannya.

Di Indonesia sendiri meskipun sering dilanda krisis listrik, sangat minim sekali usaha dalam mengatasi permasalahan tersebut. Alhasil, krisis listrik sering terjadi berlarut-larut sehingga menyebabkan perekonomian bangsa mengalami stagnasi. Untuk itulah kita perlu belajar dari negara-negara maju dalam mengatasi krisis listrik di Indonesia. Namun untuk mengetahui cara masing-masing negara dalam menyediakan pasokan listrik, kita tentunya harus terlebih dahulu mengetahui metode seperti apa yang dibangun oleh negara-negara tersebut sehingga negerinya mampu menyuplai listrik tanpa mengalami kendala. Berikut paparan mengenai kondisi penghasil listrik di negara-negara maju secara singkat namun komprehensif :

a. Cina (Tiongkok)

Cina adalah negara yang paling padat penduduknya di dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang tercepat yang  menyebabkan negeri tirai bambu tersebut menjadi salah satu big player dalam konsumsi energi dan juga produksi energi listrik di dunia. Pada dasarnya, industri tenaga listrik di Cina telah berubah secara dramatis sejak awal 1990, hingga pada tahun 2011 dunia menyaksikan bahwa negeri yang dahulunya merupakan salah satu negara miskin ini menjadi konsumen listrik terbesar di dunia, melewati Amerika Serikat dan penghasil energi lisrtik terbesar kedua di dunia di belakang Amerika Serikat.

Revolusi energi listrik Cina dimulai pada tahun 1996, dimana sebuah undang-undang mengenai ketenagalistrikan dibentuk, adapun tujuan pembentukan undang-undang tersebut pada dasarnya untuk meningkatkan pengembangan industri tenaga listrik, melindungi hak-hak hukum investor,manajemen,produksi, konsumsi dan distribusi listrik di Cina. Jika dibandingkan dengan Indonesia, peraturan mengenai ketenagalistrikan dengan arah kebijakan yang lebih liberal baru dibuat pada tahun 2009 yaitu melalui Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 mengenai Ketenagalistrikan, namun sayangnya pelaksanaan peraturan tersebut masih dinilai lamban oleh sebagian kalangan karena ada stigma di masyarakat bahwa pengusahaan listrik adalah monopoli PLN.

Salah satu kunci utama keberhasilan Cina sebagai produsen energi listrik terbesar di dunia adalah banyaknya perusahaan-perusahaan negara yang ikut andil dalam produksi energi listrik dengan berbagai macam alternatif. Tercatat lebih dari 30 induk perusahaan pembangkit tenaga listrik dengan puluhan anak perusahaanya, bandingkan dengan Indonesia yang selama ini hanya mengandalkan PLN dalam menghasilkan energi listrik. Perusahaan pembangkit tenaga listrik terbesar di negara Cina adalah Datang International Power Generation Company, sebuah induk perusahaan pembangkit tenaga listrik milik negara yang didirikan pada tahun 1994.

Disamping itu kunci keberhasilan Cina dalam menghasilkan surplus energi listrik adalah kemampuan untuk memanfaatkan setiap alternatif pembangkit tenaga listrik untuk menghasilkan energi listrik yang mamadai. Cina kini tidak lagi bertumpu pada pada batubara dalam menghasilkan tenaga listrik. Tercatat negeri ini sudah membangun infrastruktur-infrastruktur pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan seperti hydropwer, wind power, tenaga nuklir, tenaga surya, dan tenaga angin (wind power) dalam menghasilkan energi listrik. Hanya Geo thermal dan tenaga air (tidal wave) yang belum dimanfaatkan namun kini sudah menjadi perhatian pemerintah Cina untuk dikembangkan.

Bahkan berdasaarkan penelitian yang dilakukan oleh peniliti dari Universitas Harvard dan Universitas Tsinghua, hanya dengan infrastruktur pembangkit tenaga listrik yang menggunakan tenaga Angin, Cina sudah mampu memasok kebutuhan energi listrik dalam negerinya sampai dengan tahun 2030. Melihat peluang ini, sungguh disayangkan di Indonesia pembangkit tenaga listrik menggunakan tenaga angin masih minim sekali, padahal jika kita meniru apa yang telah dilakukan oleh Cina maka negara ini akan keluar dari permasalahan krisis listrik.

china wind power listrik

Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menjadi Andalan Cina – Courtesy Wikipedia

Meskipun begitu sebagian besar listrik di China dihasilkan dari bahan bakar tak terbarukan. Secara khusus, sekitar 79% dari listrik tahunan diproduksi dengan batubara di Cina antara 2004-2010. Akan tetapi Pemerintah Cina telah mengusulkan agar porsi penyedia listrik lebih ditekankan pada pembangkit tenaga listrik menggunakan energi non-fosil.

b. Amerika Serikat

Amerika Serikat (AS) adalah penghasil energi listrik terbesar di dunia dengan hasil lebih dari 4 triliun kWh pada tahun 2012, suatu jumlah yang sungguh fantastis dengan jumlah penduduk tidak jauh beda jumlah penduduk Indonesia (tercatat AS mempunyai jumlah penduduk terpadat nomor tiga di dunia, sedangkan Indonesia nomor empat). Meskipun begitu AS adalah negara yang paling getol dalam melakukan inovasi dalam membangun infrastruktur pembangkit tenaga listrik. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh International Energy Agency (lihat tabel di atas), AS adalah satu-satunya negara yang memanfaatkan semua alternatif infrastruktur pembangkit tenaga listrik, mulai dari menggunakan bahan bakar tak terbarukan ( Batubara, gas, minyak) dan energi terbarukan (seperti Angin, tenaga surya, panas bumi, hydropower, solar thermal), hanya satu alternatif yang belum dikembangkan lebih jauh oleh negeri Paman Sam, yaitu tenaga ombak (tidal wave), namun perkembangannya sudah ada pergerakan pembangunan infrastruktur di daerah sekitar Pantai Timur AS. Tak pelak lagi negara yang dipimpin oleh Barack Obama ini selalu terdepan dalam pasokan energi bahkan sampai bisa mengekspornya ke negara lain.

Tenaga Nuklir menjadi salah satu penyumbang terbesar pasokan energi listrik di AS dan menjadi kunci keberhasilan AS dalam menanggulangi masalah krisis energi listrik di negaranya. Tercatat, tenaga nuklir menyumbang dengan jumlah produksi lebih dari 838 TWh setiap tahunnya. AS adalah negara nomor satu dalam pemanfaatan energi nuklir khususnya dalam menghasilkan tenaga listrik, ironisnya mereka juga yang selalu mengecam proses pembangunan tenaga nuklir di negara lain seperti Iran walaupun negeri tersebut sudah menyatakan tujuan pembangunan infrastruktur nuklir tersebut guna kepentingan pasokan listrik. Di Indonesia sayangnya pembangunan infrastruktur nuklir justru mendapat pertentangan dari dalam negeri sehingga keinginan untuk memperbaiki sistem penyediaan energi listrik negara sulit tercapai mengingat besarnya kuantitas listrik yang dihasilkan melalui energi ini.

Millstone Nuclear Power Plant di Connecticut

Millstone Nuclear Power Plant di Connecticut, salah satu andalan AS dalam memproduksi tenaga listrik – Courtesy National Geographic

Disamping itu, satu hal penting yang harus diketahui adalah bahwa Sekitar 80% dari listrik di AS dihasilkan oleh pihak swasta (“milik investor”) sedangkan sisanya dihasilkan oleh pemerintah negara bagian melalui dinas yang khusus menangani urusan ketenagalistrikan. Sehingga karena swasta sudah ikut andil dalam memproduksi listrik sendiri, perkembangan bisnis usaha produksi listrik di AS sungguh benar-benar meningkat yang menyebabkan pasokan listrik di negera tersebut tak kekurangan tahun demi tahun. Suatu pencapaian yang sungguh fantastis mengingat AS adalah negara industri terbesar yang memerlukan energi yang super besar, hal inilah yang menyebabkan perekonomian negara tersebut masih bercokol di posisi pertama menurut Bank Dunia.

Berdasarkan paparan kondisi ketenagalistrikan di atas, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dan meniliti apa yang menyebabkan negara-negara maju tersebut tidak pernah kekurangan listrik meskipun konsumsi akan energi di dalam negerinya semakin meningkat tiap tahunnya?. Berikut beberapa ide-ide yang dapat kita contohi agar permasalahan ketenagalistrikan di Indonesia dapat teratasi:

1. Melibatkan Swasta Dalam Penyediaan Pasokan Listrik

Hal utama yang  membuat negara-negara maju tidak kekurangan dalam hal pasokan listrik adalah karena dilibatkannya banyak perusahaan swasta (atau badan usaha negara) dalam penyediaannya. Namun sayangnya di Indonesia peran swasta masih terbatas dalam bidang ketenagalistrikan, dengan kondisi seperti ini sebenarnya pemerintah tidak bisa hanya bertumpu  pada PLN sebagai satu-satunya penyedia listrik nasional yang rutin tiap tahunnya. Lihat saja negara-negara maju yang banyak melibatkan banyak perusahaan swasta dan badan usaha negara dalam menyediakan tenaga listrik atau hanya sekedar membangun infrastruktur pembangkit tenaga listrik, elemen inilah yang membuat komponen energi listrik tidak pernah kekurangan di negara-negara tersebut. Oleh Karenanya di Indonesia harus dikembangkan model bisnis yang baru untuk ikut menambah kapasitas pembangkitan sesuai yang diharapkan, untuk merealisasikannya pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus membantu penyediaan listrik nasional. Dengan demikian, untuk pemenuhan kebutuhan listrik tidak lagi hanya bergantung pada PLN karena pada dasarnya monopoli hak pengelolaan listrik yang diserahkan pada PLN semakin lama dirasa tidak efisien.

Memang pada dasarnya selama ini swasta telah ada dan diperbolehkan membangun pembangkit listrik, sebagai contoh sebelumnya sudah berdiri Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kayan, Kalimantan Timur berkapasitas 600 MW dengan model power willing. Adapun konsepnya adalah pembangkit tersebut menyalurkan listrik ke penduduk-penduduk setempat namun hal itu terbatas pada pemenuhan kebutuhan listrik khusus pada daerah tersebut. Sehingga keberadaan pembangkit tenaga listrik di Indonesia masih dirasakan kurang, oleh karena itu tugas Pemerintah untuk memberikan suatu kemudahan-kemudahan khususnya dalam hal perizinan agar pihak swasta lebih bergairah dalam menjalankan usahanya di bidang produksi ketenagalistrikan di negeri ini.

Dengan mengkomersialkan usaha produksi energi listrik di Indonesia, kita akan mendapatkan manfaat sebagaimana yang dirasakan oleh AS sebagai penghasil listrik nomor satu di dunia. Disamping itu, karena banyaknya kompetisi, biaya atau harga listrik akan ditentukan oleh mekanisme pasar yang dengan kata lain dapat lebih fleksible jika dibandingkan dengan sekarang dimana harga selalu terus naik mengingat kebutuhan listrik negara semakin besar tiap tahunnya.

2. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Pembangkit Tenaga Listrik dan Memanfaatkan Semua Pembangkit Listrik Alternatif

Meskipun mempunyai daya konsumsi listrik yang cukup tinggi, Indonesia sebagai Negara yang berkembang mempunyai infrastruktur energi yang masih sangat kurang jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Tercatat, PLN sebagai produsen energi listrik banyak bergantung pada pembangkit tenaga listrik yang berasal dari energi yang tidak terbarukan seperti batubara, minyak dan gas. Padahal kita tahu bahwa negeri ini sudah mengalami krisis energi khususnya minyak yang menyebabkan Indonesia mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri.  Bahkan yang lebih parahnya lagi, PLN berencana untuk lebih banyak membangun infrastruktur energi tak terbarukan di masa yang akan datang. Berdasarkan data yang ada (lihat tabel di bawah) dari tahun 2000 sampai dengan nantinya tahun 2020, infrastruktur pembangkit tenaga listrik yang menggunakan Batubara dan energi tak terbarukan lainnya (Gas dan minyak) akan menjadi prioritas utama, bandingkan dengan rencana dan realisasi pembangunan infrastruktur tenaga listrik yang menggunakan tenaga terbarukan seperi hydropwer, tenaga surya, biomas yang masih kurang. Tercatat hanya Geothermal (panas bumi) yang telah diproyeksikan dengan baik, sedangkan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan tenaga angin (wind power), tenaga ombak (tidal power), dan tenaga nuklir (nuclear power) tidak di proyeksikan untuk dibangun sama sekali sampai tahun 2020, padahal ketiga komponen energi inilah yang membuat Cina dan Amerika menjadi superpower dalam produksi tenaga listrik di dunia. Alangkah sedihnya jika kita masih mengharapkan listrik dapat diperoleh dari energi-energi yang digunakan untuk kepentingan sehari-hari seperti minyak, gas dan batubara, padahal kita tahu sendiri bahwa ketiga energi tak terbarukan tersebut sudah diproyeksikan tidak akan bertahan lama persediaannya di Indonesia sampai akhir tahun 2040 nantinya.

 Tabel 1 : Perkembangan kapasitas masing-masing pembangkit listrik dari tahun ke tahun (2000-2009)Perkembangan kapasitas masing-masing pembangkit listrik dari tahun ke tahun (2000-2009)Tabel 2 : Rencana peningkatan kapasitas masing-masing pembangkit sampai dengan tahun 2020

Rencana peningkatan kapasitas masing-masing pembangkit sampai dengan tahun 2020

Disamping itu perlu juga disinggung dengan keadaan geografis dan sumber daya alam yang Indonesia miliki, potensi berkelimpahan listrik sebenarnya besar namun apabila kita mampu memanfaatkannya, contohnya geothermal dimana Indonesia mempunyai lebih dari 266 titik api yang tersebar di seluruh penjuru nusantara. Potensi ini harus secara jeli dimanfaatkan oleh PLN dan Pemerintah dengan baik agar krisis listrik di Indonesia segera teratasi.

3. Memaksimalkan Pengunaan Sumber Daya Yang Ada dan Mulai Menggunakan Sumber Daya yang Baru

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa saat ini di Indonesia dalam menghasilkan tenaga listrik banyak terfokus pada satu sumber daya saja yaitu Batubara. Itupun harus diperhatikan, penggunaan batubara untuk menghasilkan listrik di Indonesia masihlah kurang jika dibandingkan oleh negara-negara lain. Padahal Indonesia adalah penghasil batubara terbesar kelima di dunia dengan jumlah produksi mencapai 386 juta ton per tahunnya, namun sayangnya penggunaannya untuk menghasilkan listrik berdasarkan data yang dihimpun dari International Energy Agency  tidak sampai seperempatnya bandingkan dengan AS dan Cina yang memanfaatkan energi tidak terbarukan ini secara maksimal.

Disamping itu, sayangnya beberapa sumber daya yang baru tidak pernah kita gunakan meskipun di dalam negeri jenis energi tersebut dapat dihasilkan/dibuat, berikut beberapa sumber daya yang baru yang dapat dijadikan pertimbangan.

People experiencing this issue are regularly planned to seclude themselves viagra online samples from the general public, they spend low quality of life, and henceforth their future declines down radically. One of these natural remedies is the Night Fire capsules. sildenafil 100mg viagra purchased that Avoid taking heavy or fatty meal before medicine intake can help to get optimum results in bed. sildenafil generic uk Don t take medicine after a heavy meal as the medication can work slower. try this link purchase generic levitra? Like every powerful medication, levitraso inflicts some side effects. a. Panas Bumi (Geothermal)

Panas Bumi merupakan salah satu sumber daya baru yang meskipun banyak di Indonesia namun belum dimanfaatkan sama sekali. Energi geothermal mengacu pada panas yang tersimpan dalam inti bumi. Seperti sumber energi lainnya, energi geothermal memiliki keunggulan, keunggulan yang paling jelas dari energi geothermal  mengacu pada fakta bahwa energi geothermal  merupakan energi bersih dan terbarukan. Energi geothermal  merupakan sumber energi terbarukan karena terus-menerus aktif akibat peluruhan radioaktif mineral dengan rata-rata energi 30 TW (tera watt). Selain itu geothermal  menghasilkan emisi karbon yang minimal karena pembangkit listrik geotermal memiliki sistem kontrol emisi untuk mengurangi buangan gas rumah kaca ketika memompa air ke atas.

Keunggulan lain dari geothermal  antara lain :

  1. Hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal;
  2. Mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam,sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpanan energi (energy storage );
  3. Tingkat ketersediaan yang sangat tinggi;
  4. Sumber tidak fluktuatif dibanding dengan energi terbarukanlainnya (angin, solar cell , dan lain-lain).
  5. System panas bumi langsung berisi pompa dan kompresor,yang dapat mengkonsumsi energi dari sumber polusi.f. Tidak memerlukan bahan bakar.
Picture Source : rovicky.wordpress.com

Panas Bumi atau geothermal potensinya sangat besar di Indonesia untuk dikembangkan – Courtsey rovicky.wordpress.com

Dengan keadaan geografis Indonesia yang berada di kawasan ring of fire  dimana 266 titik api tersebar di seluruh penjuru nusantara menyebabkan energi yang satu ini menjadi potensi terbesar untuk menyuplai tenaga listrik di tanah air. Apalagi dengan telah terbitkannya Undang-undang Nomor 27 Tahun 2013 tentang Panas Bumi yang menyerderhanakan perizinan pembangunan infrastruktur penghasil energi panas bumi, sehingga para investor akan lebih bergairah untuk mengusahakan pembangunan pembangkit tenaga listrik khusus menggunakan energi ini. Perlu diketahui bahwa pertambangan energi Panas Bumi di Indonesia itu belum terjamah sama sekali, bayangkan saja berapa listrik yang akan dihasilkan oleh energi terbarukan ini, jadi harus menjadi perhatian pemerintah dan para pengusaha tentunya.

b. Tenaga Nuklir

Tenaga Nuklir merupakan salah satu pembangkit tenaga listrik yang sangat digandrungi oleh negara-negara barat khususnya negara-negara yang tidak mempunyai sumber daya alam yang memadai.  Tenaga nuklir dapat berperan sebagai penghasil energi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Hebatnya lagi, PLTN ini dapat menghasilkan energi yang lebih besar dibandingkan pembangkit lainnya, dengan limbah dan biaya operasi yang lebih rendah.

Pengembangan Tenaga Nuklir PLTN dapat menjadi pilihan pembangkit energi yang efisien, serta dapat bertahan hingga lebih dari 50 tahun, dan telah terbukti aman. Selain itu, limbah nuklir ramah lingkungan, dan tidak berdampak pada perubahan iklim. PLN harus segera memasukan wacana pembangkit tenaga listrik menggunakan tenaga nuklir ini mengingat manfaatnya yang sangat besar untuk menyuplai listrik tanah air.

Namun sayang kita harus sadari meskipun telah terbukti mempunyai manfaat yang besar untuk menyuplai listrik sebagaimana dilakukan oleh AS, masyarakat Indonesia sebagian menolak wacana pembangunan pembangkit tenaga listrik menggunakan tenaga nuklir, oleh karena itu sudah waktunya PLN dan Pemerintah Pusat untuk lebih gencar melakukan sosialisasi pentingnya tenaga nuklir ini agar krisis listrik negara segera di atasi dan harga listrik akan lebih stabil dari yang biasanya.

c. Tenaga Angin (Wind Power)

Tenaga yang satu ini merupakan salah satu andalan Cina dalam memasok energi listrik untuk kebutuhan dalam negerinya, sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Harvard dan Universitas Tsinghua, hanya dengan jenis energi ini Cina dapat menghasilkan listrik yang memenuhi kebutuhan dalam negerinya sampai dengan tahun 2030. Lihatlah betapa besarnya potensi energi ini, jika dilihat dengan posisi geografis Indonesia yang banyak dilalui oleh lautan, sebenarnya jenis energi ini merupakan hal yang harus menjadi perhatian PLN karena potensinya di Indonesia sungguh besar dan dapat direalisasikan apabila ada kemauan.

d. Tenaga Ombak (Tidal Power)

Sama dengan potensi tenaga angin, tenaga ombak atau tidal power sebenarnya mempunyai potensi yang besar diterapkan di Indonesia mengingat negeri ini mempunyai banyak lautan yang berombak. Dengan dipapit dua Samudera yaitu Pasifik dan Hindia, negara kita sebenarnya negeri yang yang paling mencolok dan seharusnya menggunakan energi ini semaksimal mungkin. Bandingkan dengan Skotlandia yang daratan dan lautannya terbatas namun mampu memaksimalkan energi ini untuk kebutuhan listrik dalam negerinya.

Tidal Power

Pembangkit Listrik Menggunakan Tidal Power di Skotlandia – Courtsey the Guardian

4.  Memperbaiki Sistem Distribusi Listrik

Tidak dapat dipungkiri bahwa distribusi listrik di Indonesia hanya terpusat di kawasan perkotaan saja, sedangkan di kawasan-kawasan pedesaan khususnya di pelosok Indonesia bagian timur banyak yang belum terjamah listrik sama sekali. Memang program pemerintah yang dinaungi oleh PLN telah melakukan usaha untuk menyelesaikan masalah ini dengan mencanangkan Program Listrik Masuk Desa, namun dengan klaim keterbatasan dana (seperti membeli kabel bawah tanah)  program tersebut tidak dapat dilaksanakan di seluruh daerah di Indonesia. Seharusnya di abad ke 21 ini sudah selayaknya pemerintah dan PLN lebih memperhatikan kondisi-kondisi seperti ini agar seluruh masyarakat Indonesia dapat berkembang lebih maju, bagaimana masyarakat bisa maju di era globalisai ini? kalau listrik dirumahpun mereka tidak punya? keterbatasan dana sebenarnya bukanlah menjadi kendala, padahal dalam kasus-kasus tertentu di “program listrik masuk desa” ada beberapa masyarakat yang bersedia untuk menyumbang kepada PLN agar desanya dapat teraliri listrik, hal ini telah membuktikan sebenarnya jika ada kemauan pasti ada jalan keluar untuk memperbaiki sistem distribusi listrik ini. Disamping itu sebenarnya dengan solusi pembangunan infrastruktur pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan seperti geo thermal, tenaga nuklir, tenaga surya, biomas, hydro power, tenaga angin dan lain sebagainya di masing-masing daerah, kendala-kendala tersebut tidak akan menjadi halangan bagi PLN dalam menyalurkan listrik bahkan sampai ke pelosok-pelosok sekalipun.

5. Mendorong Penggunaan E-Commerce dalam Sistem Pemasaran

Trend yang berkembang di Negara-Negara Maju dan Berkembang terkait pemasaran dan pembayaran listrik adalah penggunaan sistem e-commerce. Penggunaan sistem yang berbasis online ini terbukti memakan biaya yang rendah, efesien dan membuka lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat. Di Indonesia sendiri sebenarnya sistem pembayaran berbasis e commerce seperti ini sudah ada sejak Tahun 2009 namun perkembangannya bisnis model ini tidak mengalami peningkatan tahun demi tahun. Hal itu tentu saja bertolak belakang dengan yang terjadi di Negara-negara maju seperti Tiongkok dan Amerika Serikat.

Dengan kerapnya permasalahan tidak sesuainya tagihan listrik yang sering dialami oleh Konsumen, menjadikan teknologi ini sebagai solusi sehingga perlu dikembangkan secara menyeluruh hingga nantinya pemasaran berbasis online in bukan hanya menjadi alternatif akan tetapi adalah utama yang dipakai diseluruh Indonesia.

Paparan ide yang dijelaskan secara komprehensif di blog ini bukanlah merupakan suatu wacana atau gagasan semata-mata tanpa ada pembuktian nyata. Karena telah dipraktekan di negara-negara maju dan berhasil pula, ide-ide tersebut merupakan ide yang dapat direalisasikan guna menyelesaikan krisis listrik yang berkepanjangan di Indonesia. Disamping telah terbentuknya peraturan-peraturan mengenai ketenagalistrikan yang lengkap dan perizinan yang memadai, ide tersebut akan mudah direalisasikan jika setiap komponen pemerintah dan masyarakat mau bersinergi dengan baik untuk menciptakan suatu kondisi dimana negara ini tidak lagi mengalami pemadaman-pemadaman bergilir akibat program penghematan energi . Semua bisa dicapai apabila semua pihak menganggap hal ini penting dan serius untuk direalisasikan, sehingga nantinya bangsa kita akan disejajarkan dengan negara-negara maju dalam hal penghasil energi listrik terbesar di dunia. Semoga!

*Ditulis oleh Obbie Afri Gultom pada tanggal 17 Oktober 2014 dalam rangka lomba Blog : IdeKU untuk PLN? yang diselenggarakan oleh Blogdetik dan PLN.

Sumber dan referensi:

1. http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_electricity_consumption

2. http://kpip-pltn.blogspot.com/p/manfaat-nuklir.html

3. http://www.academia.edu/4913983/PEMANFAATAN_ENERGI_GEOTHERMAL_SEBAGAI_ALTERNATIF_PEMBANGKIT_LISTRIK

4. http://en.wikipedia.org/wiki/Geothermal_energy_in_the_United_States

**dan juga link-link lain yang telah ditautkan dalam tulisan di atas

About the Author

Obbie Afri Gultom, SH, MA, LLM, CHFI, is the Editor-in-Chief at "Gultom Law Consultants", now a part of Gading and Co, a leading firm in corporate management and consulting. A graduate of Erasmus University Rotterdam in 2019 through the StuNed scholarship program, he completed his Master of Law at the University of Auckland in 2022. With four years of experience in Corporate Business Law, including two years in the private sector and two years in a law firm, along with nine years in State Financial Law and Public Audit as an Auditor, Obbie possesses deep expertise in contract writing and review, legal research, merger and acquisition processes, corporate management, Good Corporate Governance (GCG), and public auditing. Additionally, he has three years of experience as a Development Policy Researcher at Erasmus University Rotterdam. For professional services, Obbie Afri Gultom can be contacted via WhatsApp at 08118887270.

Author Archive Page

Comments

2 Comments

Sites That Link to this Post

  1. Efisiensi Energi di Kehidupan Sehari-hari Kita - Pahlawan Energi | September 10, 2016

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini