Diusir Dari Ruangan Ujian CPNS, Cewek Ini Ngadu Ke Gubernur,

Hermi Puspitasari salah satu peserta Ujian CPNS di Provinsi Bengkulu mengadu ke Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah yang sedang melakukan inspeksi mendadak (Sidak) karena tidak diperbolehkan mengikuti ujian CAT yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu di Gedung Batik, Universitas Bengkulu. Hermi sambil menangis mengatakan bahwa dirinya sudah datang ke tempat tes tepat waktu, namun disuruh keluar untuk registrasi dimana dalam proses tersebut beliau disuruh duduk lama sehingga terlambat masuk ke ruangan tes. Sebagaimana dilansir portal berita Kupasbengkulu.com:

“Saya sudah datang sebelum waktu ujian. Saat saya mau masuk, saya dicegat sama panitia disuruh registrasi ke luar. Waktu di luar saya disuru duduk dulu. Nggak taunya yang lain sudah masuk ke ruang ujian, jadi saya terlambat dan nggak bisa ikut ujian,” aku Hermi, Selasa (21/10/2014).

Diusir Dari Ruangan Ujian CPNS, Cewek Ini Ngadu Ke Gubernur

Picture Source : http://kupasbengkulu.com

Namun sayangnya sang Gubernur Bengkulu sepertinya tidak bersedia membantu lebih lanjut dengan mengatakan bahwa semuanya sudah ada aturan dan beliau menyerahkannya kepada panitia.:

“Saya tidak bisa mengintervensi pihak. Pokoknya semua mekanismenya sudah diatur panitia. Tapi kalau dari sebanyak itu peserta, yang ketinggalan cuma satu orang sepertinya ini ada miss communication saja dan bisa di selesaikan secara baik-baik. Kita sih kasihan, tapi akan ini aturannya”

A cup of blackberries every night cheap viagra levitra help patients to get back their erection power. It does not really let the man face proper erections when he is http://robertrobb.com/prop-127s-big-gamble-with-the-states-economy/ uk generic viagra making love with his partner. If you are suffering from ED, the most important thing to keep in mind regarding this drug is that it is as effective as its branded cialis super active counterpart. The fight against these viagra for sale online tobacco companies is not quite simple. “Pokoknya semua mekanismenya sudah diatur panitia. Tapi kalau dari sebanyak itu peserta, yang ketinggalan cuma satu orang sepertinya ini ada miss communication. Kita sih kasihan, tapi akan ini aturannya,”

Adapun yang menjadi sorotan atas pernyataan beliau tersebut adalah, memangnya “hanya” karena satu orang yang bermasalah tidak ada kemungkinan yang salah adalah dari Pihak Panitia? Bukan rahasia lagi kalau Panitia Penyelenggara Ujian CPNS tahun ini dapat dikatakan amburadul baik di pusat maupun daerah, entah mungkin karena kurang persiapan ataupun karena kurang profesionalitas dari panitia. Bagian yang menyedihkan adalah kalau panitia yang salah maka tidak ada dampaknya bagi mereka, sedangkan bagi peserta apabila melakukan kesalahan sedikitpun maka siap-siap saja tidak diperkenankan untuk ikut ujian. Seperti dalam kasus Hermi ini, dapat saya bayangkan bahwa beliau sebenarnya

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Bengkulu menjelaskan :

Prosedur ini sudah dijelaskan ke peserta dari kemarin-kemarin. Rasanya nggak mungkin kalau nggak tau. Seharusnya dia lebih sigap, setelah registrasi jangan malah duduk-duduk. Kita bukannya tidak mau toleransi, tapi yang menentukan ini Panselnas (Panitia seleksi nasional,red), bukan kita (BKD Provinsi),”

Hah? sejak kapan ada penjelasan prosedur dalam mengikuti ujian di lokasi tes, setahu saya dalam setiap pengumuman CPNS tidak ditentukan prosedur lengkap dalam mengikuti ujian CPNS di lokasi tes, palingan hanya memberitahukan bahwa peserta dilarang membawa bahan-bahan contekan ke dalam kelas dan tidak diperkenankan bertanya satu sama lainnya, itu saja. Tidak ada petunjuk tertulis dimana peserta harus mendaftar terlebih dahulu lalu duduk beberapa menit lalu akan dipanggil ke ruangan tes, yang saya tahu dari beberapa teman saya prosedur itu diberitahukan pas pada waktu ujian tes CPNS berlangsung, jadi bisa dimaklumi saja kalau ada peserta yang tidak memperhatikannya karena sebagian dari mereka sibuk belajar. Rasa saya kejadian yang diderita oleh Hermi ini bukanlah sepenuhnya karena kesalahan beliau, akan tetapi karena kekurangan BKD selaku panitia dalam memberitahukan setiap peserta untuk mengikuti prosedur yang sesuai. Jadi kalau sudah begini alangkah bijaknya Hermi diperbolehkan mengikuti ujian, bukan mempersulitnya. Kasihan kan beliau sudah capek-capek belajar dan datang ke lokasi tes tapi malah diusir dari ruangan tes karena kesalahan yang bukan sepenuhnya dia lakukan. Bagaimana pula nanti dia memberitahukan hal tersebut kepada orang tua dan orang-orang yang mendukungnya?. Panitia dan BKD tak akan pernah merasakan pahitnya orang-orang yang mengejar untuk menjadi abdi negara, karena mereka mungkin sudah berada di posisi nyaman sehingga kesulitan orang lain tidak dipikirkan lagi. Sungguh mengecewakan!

About the Author

Obbie Afri Gultom, SH, MA, LLM, CHFI, is the Editor-in-Chief at "Gultom Law Consultants", now a part of Gading and Co, a leading firm in corporate management and consulting. A graduate of Erasmus University Rotterdam in 2019 through the StuNed scholarship program, he completed his Master of Law at the University of Auckland in 2022. With four years of experience in Corporate Business Law, including two years in the private sector and two years in a law firm, along with nine years in State Financial Law and Public Audit as an Auditor, Obbie possesses deep expertise in contract writing and review, legal research, merger and acquisition processes, corporate management, Good Corporate Governance (GCG), and public auditing. Additionally, he has three years of experience as a Development Policy Researcher at Erasmus University Rotterdam. For professional services, Obbie Afri Gultom can be contacted via WhatsApp at 08118887270.

Author Archive Page

Comments

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini