Ahok Gugat Cerai Veronika Tan : Titik Nadir Kejatuhan Ahok

Ahok gugat cerai istrinya Veronika Tan menjadi salah satu berita terheboh di dunia maya awal Tahun 2018, bukan tanpa alasan. Ahok yang sekarang ini masih menjalani hukuman di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat selalu terlihat mesra dengan sang istri. Bahkan pada saat-saat terakhir dirinya masuk ke dalam jeruji pun Veronika menemani dengan setia sang mantan Gubernur Jakarta. Tidak sedikit air mata yang keluar dari teman setia ahok ketika Veronika membaca surat cinta terakhir Ahok dengan beruraian air mata, sungguh menyedihkan dan terharu, itulah yang mungkin tergambarkan dalam benak setiap orang Indonesia. Meskipun tentu saja ada yang bahagia dengan kejadian ini tanpa menghiraukan rasa kemanusiaan sedikit pun. Namun, jelas perceraian ini menjadi titik nadir kejatuhan sang Gubernur yang pada awal kemunculannya ini mengundang decak kagum.

Bukan tanpa alasan, sejak digugat oleh sekelompok orang atas dugaan Penistaan Agama, Ahok terus dirundung dengan permasalahan yang mungkin tidak semua orang dapat menghadapinya. Penulis pribadi sangat menyayangkan perkataan beliau yang menyinggung Kitab Suci agama tertentu di Kepulauan Seribu meskipun beliau bukan dalam rangka kampanye atau penceramah agama. Akan tetapi saya tetap berpendapat delik penistaan agama adalah delik yang rancu dan tidak bisa diterapkan karena selain peraturannya tidak jelas dan bersifat “karet” juga sangat berbahaya untuk kebebasan berpendapat. Tapi sekali lagi Hakim sebagai penegak hukumlah yang berwenang memutuskan bersalah atau tidaknya kasus penistaan agama ini.

Kembali ke Ahok, setelah digugat, Pria yang bernama asli Basuki Tjahja Purnama ini terpaksa menelan pil pahit setelah kalah telak dalam putaran kedua Pilkada Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 silam. Sungguh menyakitkan mengetahui fakta bahwa Ahok unggul di posisi pertama dalam putaran pertama Pilkada DKI Jakarta tersebut. Seandainya saja Ahok “pandai” untuk berkoalisi bukan tidak mungkin kemenangan menjadi miliknya. Namun nasi telah menjadi bubur, keinginan untuk menjadi orang nomor 1 di ibukota negara tersebut harus dikubur dalam dalam.

Namun kemalangan Ahok tidak sampai disitu, setelah menjalani sidang yang memakan waktu lama, Ahok akhirnya diputuskan hakim bersalah dalam kasus Penistaan Agama. Sebuah putusan yang sangat kontroversial dan sebagian kalangan menganggap ini merupakan kejatuhan keadilan dan gagalnya penegakan hukum yang adil di Indonesia. Banyak situs berita internasional mengecam keputusan 3 hakim yang belakangan mendapatkan mutasi/naik pangkat tersebut.

Setelah dijatuhi putusan bersalah oleh hakim, Ahok akhirnya harus berbesar hati untuk menginjakan kaki di rumah tanahan/penjara tanpa niat untuk melakukan banding. Mungkin Ahok sadar banding tidak akan menghasilkan putusan yang baik karena kasus ini melibatkan agama sang hakim seperti pada putusan pengadilan tingkat pertama – sebaliknya justru akan menambah lama kurungan yang akan dijalaninya. Dia akhirnya ikhlas untuk menjalani hukuman selama dua tahun dipenjara. Sulit untuk diterima akal, setahun sebelumnya dia dielu-elukan sebagai tokoh pembawa perubahan, setahun kemudian dicaci maki, digugat dan akhirnya masuk penjara.

Bak sudah jatuh ketimpa tangga pula, Ahok yang masuk penjara pun tidak luput dari bencana, kini dia menggugat istrinya Veronika Tan melalui pengacaranya. Kabar ini terkuak setelah surat gugatan cerai tersebut “dibocorkan” oleh pegawai pengadilan di Jakarta, sungguh sebuah pelanggaran kode etik dan peraturan yang berlaku dan sepertinya terdapat unsur kesengajaan dengan alasan untuk membuat kehebohan umum.

In this type of disorder the scenario is as pfizer viagra samples such where the blood does not passes or reaches properly to the penile organ of the man. Cells relaxants could provide you with get rid of muscle group spasm but they’re perhaps best price for cialis civilized sedative drugs, which normally explanation tiredness. It is now hugely used for the reason of erectile brokenness is (if it be mental or anxiety brought on weakness), Kamagra levitra samples http://davidfraymusic.com/2018/03/ Oral Jelly will help you paying little mind to the root of your condition and your body tolerance levels. * Talk to the doctor if you are having problems in the bedroom. Thus, generic drugs are efficient as the branded drugs. levitra viagra find content now Alasan bercerainya Ahok-Veronika yang beredar di internet adalah Ahok mencurigai adanya “good friend” yang “dekat” dengan Veronika dan ini telah berlangsung sebelum Ahok masuk penjara. Meskipun begitu beliau masih bersabar namun jika itu benar adanya maka keputusan ini sudah benar, karena lelaki mana yang tidak marah ketika mendekam di penjara, sang istri diisukan “dekat” dengan lelaki lain?. Tapi ini tidak dapat dipercayai begitu saja, karena penulis menganggap Ahok dan Veronika Tan bukanlah orang yang seperti itu, mereka itu jelas sekali tipe orang penyabar dan mau mengerti permasalahan orang lain.

Jika gugatan cerai ini berlangsung maka ini merupakan titik nadir dari perjalanan kehidupan Ahok, dimana seluruh hal yang dibanggakan/disayanginya meninggalkan dirinya satu persatu karena permasalahan yang sesungguhnya tidak dia lakukan. Tampak musuh-musuhnya sangat gembira mendengar berita ahok cerai vero tanpa memandang bahwa terdapat anak manusia yang disakiti dan sampai seorang Najwa Shihab bela-belain melabrak para haters di media sosial dengan mengatakan bahwa mereka itu kepo yang terlalu mencampuri urusan pribadi orang. Banyak pula yang menyampaikan kekecewaannya karena awalnya menganggap hal ini hoax dan tidak percaya kepada Ahok sampai hati melakukan hal tersebut kepada istrinya.

Apapun ini keputusan yang diambil olehnya pastinya merupakan keputusan yang telah dipikirkan masak-masak dan dia tentunya telah bersedia menerima segala konsekuensi yang akan dihadapinya termasuk ditinggalkan oleh orang-orang yang pernah mengangguminya. Namun harus dipahami oleh setiap orang yang mencintai Ahok, bahwa Ahok adalah manusia dia juga tidak luput dari kesalahan. Terlepas dari kesalahan, penulis yakin bahwa Ahok juga tidak menginginkan hal ini namun semua harus terjadi untuk keadaan yang lebih baik. Semoga!

 

 

 

About the Author

Obbie Afri Gultom, SH, MA, LLM, CHFI, is the Editor-in-Chief at "Gultom Law Consultants", now a part of Gading and Co, a leading firm in corporate management and consulting. A graduate of Erasmus University Rotterdam in 2019 through the StuNed scholarship program, he completed his Master of Law at the University of Auckland in 2022. With four years of experience in Corporate Business Law, including two years in the private sector and two years in a law firm, along with nine years in State Financial Law and Public Audit as an Auditor, Obbie possesses deep expertise in contract writing and review, legal research, merger and acquisition processes, corporate management, Good Corporate Governance (GCG), and public auditing. Additionally, he has three years of experience as a Development Policy Researcher at Erasmus University Rotterdam. For professional services, Obbie Afri Gultom can be contacted via WhatsApp at 08118887270.

Author Archive Page

Comments

Post a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mohon Perhatiannya

Untuk melihat isi posting ini, mohon dukung website ini dengan cara memfollow Instagram kami di bawah ini